Jerman Putuskan Tak Ada Lockdown saat Natal, tapi...
BERLIN, iNews.id - Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach menggatakan tidak ada penguncian atau lockdown Natal. Meski demikian, dia tetap memperingatkan gelombang kelima Covid-19 tidak dapat lagi dihentikan.
"Tidak akan ada penguncian sebelum Natal di sini. Tapi kita akan mengalami gelombang Covid-19 kelima," kata Lauterbach kepada penyiar ARD.
Dia juga kembali menekankan untuk mendukung vaksinasi wajib sebagai satu-satunya cara untuk menghentikan pandemi.
Sementaara dalam wawancara lain dengan BILD, Lauterbach mengaku tidak berharap akan ada 'lockdown ketat' setelah liburan.
Sebagai informasi, negara tetangga, Belanda memulai penguncian setelah liburan selama 14 hari hingga 14 Januari. Ini dilakukan untuk membendung lonjakan kasus Covid.
Jerman melarang orang yang tidak divaksinasi memasuki tempat-tempat yang tidak penting pada awal bulan. Tujuannya untuk mengendalikan kasus yang meningkat di tengah penyebaran varian Omicron.
"Pemerintah masih perlu menjelaskan kepada rakyat apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama musim liburan," kata Lauterbach.
Panel penasihat ilmiah pemerintah dalam sebuah pernyataan pada Minggu (19/12/2021) mengatakan, perlu untuk membatasi kontak antara orang-orang. Sementara data sejauh ini menunjukkan, booster saja tidak akan cukup untuk menahan penyebaran virus.
"Mengingat seberapa cepat dan luas penyebaran varian Omicron - dengan kasus Omicron berlipat ganda setiap 2-4 hari di Jerman saat ini, diperkirakan akan terjadi kelebihan beban rumah sakit," kata pernyataan itu.
Menurut data pada 17 Desember, hampir 70 persen populasi di Jerman telah divaksinasi penuh. Institut Robert Koch untuk penyakit menular juga melaporkan, pada hari Minggu ada 29.348 kasus baru dan 180 kematian akibat Covid-19.
Jumlah kasus harian baru meningkat secara signifikan pada Oktober dan November, tetapi perlahan-lahan turun sejak awal bulan Desember.
Lauterbach mengulangi seruannya untuk mewajibkan vaksinasi. Kebijakan ini akan dibahas di parlemen awal tahun depan.
"Saya yakin kita bisa mengalahkan ini jika kita menutup kesenjangan dalam vaksinasi dengan wajib vaksin. Itu keyakinan saya," kata Lauterbach.
Editor: Umaya Khusniah