WILMINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden menilai akan lebih banyak warga AS yang meninggal dunia sebagai dampak ditundanya proses transisi pemerintahan dari Donald Trump.
Ini merupakan ungkapan kekesalannya yang terbaru atas penolakan Donald Trump untuk bekerja sama dalam proses transisi di Gedung Putih, khususnya soal penanganan pandemi Covid-19.
Turki Buka Koridor Perdagangan Darat Bersejarah ke Yordania dan Suriah, Integrasi Timur Tengah Menguat?
Trump tak mengizinkan para pejabat, termasuk anggota satuan tugas Covid-19 Gedung Putih untuk bekerja sama dengan tim pemerintahan transisi yang dibentuk Biden.
"Lebih banyak warga yang mungkin meninggal jika kita tidak berkoordinasi," ujarnya, dikutip dari AFP, Selasa (17/11/2020).
Donald Trump: Joe Biden Menang karena Pilpres AS Dicurangi
Dia menyoroti soal pendistribusian vaksin Covid-19 ke seluruh AS secepat mungkin.
"Jika kita harus menunggu hingga 20 Januari (hari pelantikan) untuk memulai perencanaan, itu membuat kita tertinggal sebulan, 1,5 bulan. Jadi, penting adanya koordinasi sekarang. Sekarang atau secepat mungkin kita bisa menyelesaikannya," kata Biden.
China Akhirnya Ucapkan Selamat kepada Joe Biden
Sebelumnya Trump melarang para pejabat pemerintah bekerja sama dengan tim presiden terpilih Joe Biden untuk melakukan transisi, sementara proses gugatan dugaan kecurangan pilpres Amerika Serikat masin berlangsung.
Gawat, Trump Belum Beri Akses Laporan Harian Keamanan Nasional kepada Biden
Biden tak terpengaruh sikap Trump dengan tetap membuat rencana-rencana membangun pemerintahannya. Prioritasnya adalah menangani pandemi Covid-19 yang jumlah korbannya terus melonjak. Namun langkah politikus Partai Demokrat itu terganjal oleh pejabat federal yang masih di bawah kuasa Trump.
Gedung Putih tak segan-segan menindak para pejabat federal yang dianggap tidak setia karena Trump menolak untuk mengakui kemenangan Biden.
Esper menjadi korban pertama. Bos Pentagon itu dipecat pada Senin lalu. Ada kemungkinan Direktur FBI Christopher Wray, kepala CIA Gina Haspel, dan pakar penyakit menular yang juga anggota satuan tugas Covid-19 Gedung Putih Anthony Fauci, menjadi target selanjutnya.
Editor: Anton Suhartono
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku