Joe Biden dan Para Pemimpin NATO Bakal Bertemu di Brussels, Bahas Perang Rusia-Ukraina

WASHINGTON DC, iNews.id – Presiden AS Joe Biden diperkirakan bakal melakukan perjalanan ke Brussels, Belgia, pekan depan untuk bertemu dengan para pemimpin NATO. Di sana, mereka akan membahas perang Rusia-Ukraina, menurut informasi dari sumber-sumber AS dan asing yang mengetahui situasi tersebut, Senin (14/3/2022).

Rencana itu masih difinalisasi oleh para pihak terkait. Pertemuan Biden dengan para pemimpin lain dari aliansi NATO itu akan digelar pada Rabu (23/3/2022) waktu Brussels. Akan tetapi, tiga sumber mengatakan, rencana tersebut masih bisa berubah mengingat situasi yang berkembang pesat di Ukraina.

Baca Juga

Apakah Wali Kota Muslim Pertama New York City Zohran Mamdani Pro-LGBT?

Kabar tentang agenda pertemuan para pentolan NATO itu terjadi di saat pasukan Rusia terus meningkatkan serangan ke Ukraina.

Satu sumber mengatakan, Biden juga dapat melakukan perjalanan ke Polandia. Pasalnya, kekhawatiran di sana meningkat setelah serangan Rusia menyasar pangkalan besar Ukraina—yang jaraknya hanya beberapa km dari perbatasan negara bekas Uni Soviet itu dengan Polandia. Serangan tersebut menewaskan 35 orang.

Baca Juga

Rusia Gempur Mariupol Ukraina, Masjid Tempat Berlindung Warga Sipil Masih Berdiri Tegak

Menurut laporan Reuters, para anggota NATO khawatir bakal terseret ke dalam konflik militer dengan tenaga nuklir Rusia. Biden pun telah berulang kali mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina. Namun, politikus Partai Demokrat itu berjanji akan mempertahankan “setiap inci” wilayah NATO.

Baca Juga

Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov Mengaku Berada di Ukraina saat Pasukan Rusia Menyerang

Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan, Amerika Serikat terus berkomunikasi secara erat dengan mitra NATO dan sekutu Eropa lainnya. Akan tetapi, sampai hari ini belum ada keputusan akhir tentang perjalanan kepresidenan ke Eropa.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari lalu, Amerika Serikat dan sekutunya telah mengoordinasikan sanksi luas terhadap Moskow dan Presiden Vladimir Putin sebagai hukuman.

Editor: Ahmad Islamy Jamil