Joe Biden Kepanasan! Donald Trump Bertemu PM Hongaria Viktor Orban di Florida

WASHINGTON DC, iNews.id – Presiden AS Joe Biden mengkritik saingan politiknya, Donald Trump, karena bertemu dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban. Dia pun menuduh Orban sebagai pemimpin menginginkan kediktatoran.

“Anda tahu siapa yang ditemui (Trump) hari ini, di Mar-a-Lago? Orban dari Hongaria, yang dengan tegas menyatakan bahwa dia tidak menganggap demokrasi berhasil. Dia menginginkan kediktatoran. Hanya anggota NATO yang satu itu yang dia (Trump) temui,” kata Biden dalam pidato kampanyenya untuk Pilpres AS 2024 di Philadelphia, Jumat (8/3/2024).

Baca Juga

Pejuang Hamas yang Bersembunyi di Rafah Tak Akan Menyerah

Untuk diketahui, Hongaria adalah anggota aliansi NATO seperti halnya Amerika Serikat. Akan tetapi, negara Eropa Tengah itu punya perbedaan pandangan terhadap sejumlah isu dengan negara-negara NATO lainnya, termasuk dalam menyikapi konflik Rusia-Ukraina.

Sebelumnya pada hari yang sama, Biden mengatakan publik AS harus khawatir dengan pertemuan Trump dan Orban. Dia juga mengaku telah bekerja sekuat tenaga untuk menyatukan aliansi NATO dan mendukung Ukraina dalam konflik dengan Rusia.

Baca Juga

Sekutu Putin Sebut Joe Biden Orang Gila yang Ingin Seret Umat Manusia ke Neraka

Mantan Presiden AS Donald Trump bertemu PM Viktor Orban di kediaman Trump di Mar-a-Lago, Florida, Jumat waktu setempat. Pertemuan keduanya dikonfirmasi oleh layanan pers Trump dalam sebuah pernyataan.

“Presiden Donald J Trump dan Perdana Menteri Viktor Orban hari ini bertemu di Mar-a-Lago untuk membahas berbagai masalah yang memengaruhi Hongaria dan Amerika Serikat, termasuk pentingnya perbatasan yang kuat dan aman untuk melindungi kedaulatan masing-masing negara,” demikian bunyi pernyataan seperti dikutip Sputnik, akhir pekan ini.

Baca Juga

Elon Musk Bakal Danai Kampanye Donald Trump di Pilpres AS 2024?

Pilpres AS 2024 akan diselenggarakan pada 5 November nanti. Menurut perkiraan, pemilu itu akan menjadi ajang pertarungan ulang antara Biden dan Trump untuk memperebutkan kursi pemimpin Gedung Putih AS.

Editor: Ahmad Islamy Jamil