Joe Biden: Rakyat Tak Akan Mendukung Upaya Gagalkan Pilpres AS
WILMINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden yakin warga AS tidak akan mendukung upaya untuk menggagalkan hasil pilpres AS.
Dalam pidatonya pada malam Thanksgiving, Rabu (25/11/2020), Biden mengatakan warga AS telah menjalankan pilpres yang jujur, bebas, dan adil.
"Kami menghormati hasilnya. Rakyat negara ini serta hukum tidak akan berpihak kepada yang lain," tutur Biden, di Wilmington, dikutip dari AFP, Kamis (26/11/2020).
Pernyataan Biden ini merupakan isyarat keras atas sikap Donald Trump yang masih enggan menerima kekalahan dengan alasan adanya kecurangan dalam pilpres AS 2020.
Selama lebih dari 3 pekan Trump menggembar-gemborkan teori konspirasi tanpa disertai bukti bahwa Biden menang karena pilpres AS dicurangi.
Teranyar, Trump mengatakan kepada para pendukungnya di Pennsylvania melalui trlepon bahwa timnya masih berupaya membalikkan hasil pilpres.
"Kita harus membalikkan pilpres. Pemilu ini dicurangi, yang kami perlukan hanya meminta hakim mendengarkan dengan benar," kata Trump.
Trump sedianya hadir secara langsung dalam pertemuan para pendukung Partai Republik yang berlangsung di Gettysburg itu, namun membatalkan pada menit-menit terakhir.
Biden menang atas Trump di Pennsylvania dengan selisih sekitar 80.000 suara. Negara bagian itu juga menjadi penentu kemenangannya dalam pilpres setelah memperoleh lebih dari 270 suara elektoral.
Para pendukung, termasuk elite Partai Republik sebenarnya sudah menyarankan Trump untuk mengakui kekalahan.
Trump sedikit melunak akibat desakan dari internal Republik. Pada Senin lalu dia memberikan akses kepada tim transisi Biden untuk mempersiapkan peraalihan kursi kepresidenan pada 20 Januari 2021.
Meski demikian Trump belum melakukan langkah paling sederhana sesuai protokol normal pasca-pilpres, yakni berkomunikasi dengan Biden.
"Tidak, saya belum mendengar apa pun dari Presiden Trump," kata Biden, kepada NBC News.
Namun Biden mengaku tak terkejut dengan sikap itu. Toh, permusuhan sudah tampak sejak kampanye pilpres di mana keduanya terlibat perang verbal.
Editor: Anton Suhartono