Joe Biden: Saya Tak Akan Pernah Meninggalkan Israel!
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan tak akan pernah meninggalkan Israel terkait perang di Jalur Gaza, Palestina. Hal itu disampaikan Biden dalam wawancara televisi, Sabtu (9/3/2024), yang sempat membuat bingung penonton karena menyampaikan pernyataan yang bertolak belakang.
Mulanya Biden menyampaikan pernyataan bernada mengecam Israel terkait tewasnya lebih dari 30.000 warga Gaza akibat serangan brutal.
"Mereka tidak boleh membiarkan 30.000 lebih warga Palestina tewas sebagai konsekuensi dari mengejar (Hamas)," ujarnya, menjawab pertanyaan dari host dalam wawancara dengan MSNBC.
Biden kemudian menegaskan, ancaman serangan darat Israel ke Rafah, Gaza, akan menjadi peringatan keras bagi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Namun setelah itu Biden meralat pernyataannya sendiri dengan mengatakan tidak ada garis merah untuk Israel.
"Ini adalah garis merah (untuk Netanyahu) tapi saya tidak akan pernah meninggalkan Israel. Pertahanan Israel masih penting. Jadi tidak ada garis merah (di mana) saya akan memangkas semua senjata sehingga mereka tidak memiliki Iron Dome untuk melindungi diri," kata Biden, seperti dilaporkan kembali Reuters, Minggu (10/3/2024).
Biden melanjutkan, Netanyahu harus lebih memperhatikan potensi hilangnya banyak nyawa tak berdosa sebagai konsekuensi dari tindakan yang diambilnya.
Pemerintahan Biden mendesak Netanyahu untuk tidak melancarkan operasi darat besar-besaran ke Rafah sebelum Israel melakukan evakuasi massal warga sipil dari kota basis pertahanan itu.
Rafah kini dipadati lebih dari 1,4 juta pengungsi, sebagian bertahan di tenda-tenda tak layak huni di padang pasir persis di perbatasan dengan Mesir.
Biden juga menegaskan kembali seruan gencatan senjata selama 6 pekan selama Ramadan, termasuk pembebasan sandera Israel serta pengiriman bantuan.
"Saya kira itu selalu mungkin. Saya tidak pernah menyerah," ujarnya, saat ditanya soal peluang gencatan senjata di tengah kebuntuan negosiasi Israel dan Hamas.
Editor: Anton Suhartono