Jubir Kemlu: China Bukan Kaki Tangan Covid-19
BEIJING, iNews.id - China terus mengeluarkan berbagai jurus untuk menangkis tuduhan, virus corona merupakan hasil rekayasa laboratorium di Kota Wuhan. Tuduhan itu bertubi-tubi dilayangkan para pejabat dan politisi Amerika Serikat, termasuk Presiden Donald Trump.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang menegaskan pernyataan sejumlah pihak AS tak berdasar dan meminta mereka menghentikan serangan dan menyalahkan China.
"Virus ini adalah musuh bersama bagi seluruh umat manusia dan dapat menyerang kapan saja, di mana saja. Seperti negara-negara lain, China juga korban, bukan pelaku, apalagi jadi kaki tangan Covid-19," kata Geng, dikutip dari Xinhua, Selasa (21/4/2020).
Dia menambahkan, China telah mengambil langkah-langkah paling komprehensif dan ketat untuk mengatasi wabah virus corona dalam semangat keterbukaan, transparan, dan bertanggung jawab.
"China telah melakukan pengorbanan luar biasa, mengumpulkan pengalaman berharga, dan berkontribusi penting terhadap respons global. Komunitas internasional menjadi saksi dan memuji upaya dan kemajuan China," ujarnya.
Dia menegaskan, dalam menghadapi krisis kesehatan masyarakat besar dan penyakit menular, masyarakat internasional harus mengedepankan solidaritas dan bekerja sama, bukan saling menuduh atau menuntut kompensasi dan akuntabilitas.
Geng menukil catatan sejarah saat wabah flu H1N1 di Amerika Serikat yang menyebar ke 214 negara pada 2009. Namun saat itu tak ada negara yang menuntut ganti rugi ke AS.
"Flu H1N1 mewabah di Amerika Serikat dan menyebar ke lebih dari 214 negara dan kawasan pada 2009, yang mengakibatkan hampir 200.000 kematian. Apakah ada yang meminta AS untuk memberikan kompensasi,” ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, pada 1980-an AIDS kali pertama ditemukan di Amerika Serikat dan menyebar ke seluruh dunia.
“Adakah yang meminta Amerika Serikat bertanggung jawab atas hal ini,” katanya.
Geng meminta AS untuk mengubah perilaku dan memahami bahwa musuh mereka adalah virus, bukan China.
"Menyerang dan mendeskriditkan negara lain tidak akan bisa mengembalikan waktu dan nyawa yang hilang. Kami berharap mereka bisa menghormati fakta, ilmu pengetahuan, dan konsensus internasional, berhenti menyerang dan menyalahkan China tanpa alasan,” ujarnya.
Editor: Anton Suhartono