Jumlah Korban Tewas dalam Perang di Sudan Tembus 185 Orang, 2 Pihak Enggan Negosiasi Damai
KHARTOUM, iNews.id - Jumlah korban tewas dalam pertempuran antara tentara dan paramiliter Sudan, RSF, mencapai 185 orang. Kedua pihak dinilai tak menunjukkan tanda bersedia untuk negosiasi.
Utusan PBB untuk Sudan, Volker Perthes pada Senin (17/4/2023) mengatakan, selain korban tewas, pertempuran di seluruh Sudan menyebabkan 1.800 lainnya luka. Selain itu, perang memutus aliran listrik dan air di ibu kota Sudan, Khartoum.
Asap menyelimuti ibu kota, dan penduduk melaporkan gemuruh serangan udara, tembakan artileri. Aksi penembakan menutup rumah sakit di kota yang tidak terbiasa dengan kekerasan.
"Kedua pihak yang bertikai tidak memberikan kesan bahwa mereka menginginkan mediasi untuk perdamaian segera," kata Perthes kepada wartawan melalui tautan video dari Khartoum.
Dilansir dari siaran Al Jazeera dan Al Arabiya TV dari Khartoum, dia menambahkan, kedua belah pihak telah menyetujui gencatan senjata kemanusiaan selama tiga jam. Namun untuk hari kedua berturut-turut, pertempuran terus berlanjut meski dijanjikan akan segera tenang.
Pertempuran di Khartoum dan kota kembar Omdurman dan Bahri yang bersebelahan sejak Sabtu merupakan yang terburuk dalam beberapa dasawarsa. Perang itu berisiko memecah Sudan menjadi dua faksi militer yang telah berbagi kekuasaan selama transisi politik yang sulit.
Panglima Angkatan Darat, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mengepalai dewan penguasa yang dibentuk setelah kudeta tahun 2021 dan penggulingan pemimpin veteran Omar Bashir tahun 2019. Sementara pemimpin RSF Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo yang dikenal sebagai Hemedti, adalah wakilnya.