Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Brutal, Pemberontak Sudan Bakar Ratusan Mayat Warga Sipil untuk Hilangkan Bukti Genosida
Advertisement . Scroll to see content

Jumlah Korban Tewas dalam Perang di Sudan Tembus 185 Orang, 2 Pihak Enggan Negosiasi Damai

Selasa, 18 April 2023 - 08:48:00 WIB
Jumlah Korban Tewas dalam Perang di Sudan Tembus 185 Orang, 2 Pihak Enggan Negosiasi Damai
Jumlah korban tewas dalam pertempuran antara tentara dan paramiliter Sudan, RSF, mencapai 185 orang. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

KHARTOUM, iNews.id - Jumlah korban tewas dalam pertempuran antara tentara dan paramiliter Sudan, RSF, mencapai 185 orang. Kedua pihak dinilai tak menunjukkan tanda bersedia untuk negosiasi

Utusan PBB untuk Sudan, Volker Perthes pada Senin (17/4/2023) mengatakan, selain korban tewas, pertempuran di seluruh Sudan menyebabkan 1.800 lainnya luka. Selain itu, perang memutus aliran listrik dan air di ibu kota Sudan, Khartoum.

Asap menyelimuti ibu kota, dan penduduk melaporkan gemuruh serangan udara, tembakan artileri. Aksi penembakan menutup rumah sakit di kota yang tidak terbiasa dengan kekerasan.

"Kedua pihak yang bertikai tidak memberikan kesan bahwa mereka menginginkan mediasi untuk perdamaian segera," kata Perthes kepada wartawan melalui tautan video dari Khartoum.

Dilansir dari siaran Al Jazeera dan Al Arabiya TV dari Khartoum, dia menambahkan, kedua belah pihak telah menyetujui gencatan senjata kemanusiaan selama tiga jam. Namun untuk hari kedua berturut-turut, pertempuran terus berlanjut meski dijanjikan akan segera tenang. 

Pertempuran di Khartoum dan kota kembar Omdurman dan Bahri yang bersebelahan sejak Sabtu merupakan yang terburuk dalam beberapa dasawarsa. Perang itu berisiko memecah Sudan menjadi dua faksi militer yang telah berbagi kekuasaan selama transisi politik yang sulit.

Panglima Angkatan Darat, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mengepalai dewan penguasa yang dibentuk setelah kudeta tahun 2021 dan penggulingan pemimpin veteran Omar Bashir tahun 2019. Sementara pemimpin RSF Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo yang dikenal sebagai Hemedti, adalah wakilnya.

Dua sumber keamanan Mesir mengatakan, Kairo dan Uni Emirat Arab sedang mengerjakan proposal gencatan senjata untuk Sudan. Kairo merupakan pendukung terpenting angkatan bersenjata Sudan, sementara Hemedti menjalin hubungan dengan kekuatan asing termasuk Uni Emirat Arab dan Rusia.

Dalam pidato yang disiarkan oleh televisi pemerintah Mesir pada Senin malam, Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi mengaku melakukan kontak rutin dengan tentara dan RSF. Dia ingin mendorong mereka menerima gencatan senjata dan menhentikan pertumpahan darah rakyat Sudan.

Di bawah rencana transisi yang didukung secara internasional, RSF akan segera bergabung dengan tentara. Pada hari Senin, Burhan mencap RSF sebagai kelompok pemberontak dan memerintahkannya untuk dibubarkan.

Dalam komentarnya kepada Sky News, Burhan mengaku dalam situasi aman di wisma kepresidenan, dalam kompleks kementerian pertahanan. Tentara kemudian mengatakan cakupan operasi keamanan diperluas, yang akan menyebabkan pembatasan pergerakan warga.

Sementara, pemimpin RSF Hemedti yang keberadaannya sejak Sabtu tidak diketahui, menyebut panglima militer itu  sebagai seorang Islam radikal. Dia telah mengebom warga sipil dari udara.

Tentara Sudan berjumlah lebih besar dan memiliki kekuatan udara sementara RSF dikerahkan secara luas di dalam lingkungan Khartoum dan kota-kota lain. Tidak ada faksi yang memiliki keunggulan untuk meraih kemenangan lebih cepat. 

Uni Eropa mengatakan, utusannya untuk Sudan diserang di kediamannya pada hari Senin. Sayang UE tidak memberikan rincian apapun. Gedung Putih mengatakan belum ada rencana untuk evakuasi pemerintah AS.

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut