Junta Myanmar Eksekusi Mati 4 Aktivis, Malaysia: Menghina Kesepakatan Damai ASEAN!
KUALA LUMPUR, iNews.id – Malaysia mengutuk junta Myanmar karena melakukan eksekusi mati terhadap empat aktivis prodemokrasi. Pemerintah negeri jiran menyebut tindakan tersebut sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Tak hanya itu, Malaysia juga melihat langkah junta Myanmar itu bentuk penghinaan terhadap kesepakatan damai yang dipimpin Asia Tenggara.
Militer Myanmar merebut kekuasaan dari pemimpin sipil Aung San Suu Kyi lewat kudeta pada 1 Februari tahun lalu. Kemarin, mereka mengonfirmasi eksekusi mati pertama yang dilakukan di negara itu dalam beberapa dasawarsa terakhir.
Junta militer menuduh para aktivis itu membantu “aksi teror” yang dilancarkan rakyat lewat gerakan perlawanan sipil.
Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah, mempertanyakan waktu pelakasanaan eksekusi mati itu—yang terjadi seminggu sebelum pertemuan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
ASEAN pun telah mendorong Myanmar untuk mematuhi rencana perdamaian lima poin yang disepakati tahun lalu.
“Kami melihat (eksekusi) seolah-olah junta mengolok-olok konsensus (kesepakatan perdamaian) lima poin, dan saya pikir kami benar-benar harus melihat ini dengan sangat, sangat serius,” kata Saifuddin dalam konferensi pers, Selasa (26/7/2022).
Menurut dia, Myanmar seharusnya tidak diizinkan mengirim perwakilan politik ke pertemuan tingkat menteri internasional mana pun. Komentarnya itu semakin mempertegas seruan Malaysia sebelumnya, yang meminta agar pejabat junta dilarang menghadiri KTT ASEAN sampai ada kemajuan dalam rencana perdamaian.
“Kami berharap kami telah melihat eksekusi terakhir dan kami akan mencoba menggunakan saluran apa pun yang kami bisa untuk mencoba dan memastikan bahwa ini tidak akan terjadi lagi,” kata Saifuddin.
Menurut dia, Malaysia akan berusaha menghadirkan kerangka kerja untuk implementasi rencana perdamaian pada pertemuan ASEAN.
Tak hanya itu, kata Saifuddin, ASEAN juga harus berusaha untuk melibatkan Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar (NUG) dan Dewan Konsultatif Persatuan Nasional (NUCC). NUG dan NUCC adalah pemerintahan bayangan yang dibentuk oleh para penentang junta—yang dilarang oleh militer negara itu.
Junta Myanmar telah berulang kali meminta negara-negara untuk tidak bersinggunggan dengan NUG, kelompok yang terdiri dari anggota pemerintahan yang digulingkan militer. Junta pun telah mencap NUG sebagai “teroris”.
Pada Mei lalu, Saifuddin bertemu para perwakilan NUG di sela-sela pertemuan puncak di Amerika Serikat. Momen tersebut menjadi bentuk keterlibatan secara terbuka pertama kelompok itu dengan negara Asia Tenggara.
Editor: Ahmad Islamy Jamil