Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bencana Tewaskan 618 Orang di Sri Lanka Belum Berakhir, kini Muncul Peringatan Longsor
Advertisement . Scroll to see content

Kabur ke Maladewa, Presiden Sri Lanka Malah Diusir Rakyat dan Disebut Penjahat

Kamis, 14 Juli 2022 - 12:34:00 WIB
Kabur ke Maladewa, Presiden Sri Lanka Malah Diusir Rakyat dan Disebut Penjahat
Presiden Sri Lanka yang kabur ke luar negeri, Gotabaya Rajapaksa. (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

MALE, iNews.id – Rabu (13/7/2022) kemarin, rakyat Maladewa dibuat terhenyak oleh berita kedatangan Gotabaya Rajapaksa ke negara mereka. Presiden Sri Lanka itu mengambil penerbangan pagi-pagi sekali, sebelum fajar menyingsing, dari Kolombo ke Male.  

Kehadiran Rajapaksa di Maladewa memicu reaksi keras dari warga setempat. Mereka mengira Pemerintah Maladewa membantu penguasa Sri Lanka itu untuk melarikan diri dari keadilan di negara asalnya.

Rajapaksa memang berniat melarikan diri ke Maladewa, negara kepulauan tetangga Sri Lanka di Samudera Hindia. Hal itu dia lakukan beberapa jam sebelum pengunduran diri dari kursi presiden—seperti yang dia janjikan—menyusul krisis ekonomi terburuk yang melanda Sri Lanka dalam beberapa dekade. 

Lelaki berusia 73 tahun itu terbang dengan pesawat Angkatan Udara Sri Lanka. Dia tak sendirian. Rajapaksa juga membawa serta istri dan dua pengawalnya ke ibu kota Maladewa, Male.

Pada Rabu sore, sekelompok ekspatriat Sri Lanka menggelar aksi protes di kawasan pantai buatan di Male. Mereka membawa spanduk bertuliskan: “Teman-teman Maladewa yang terhormat, tolong desak pemerintah Anda untuk tidak melindungi penjahat!”

Polisi antihuru-hara dengan cepat menyambar spanduk dan alat peraga itu, kemudian membubarkan massa. Seorang pria Sri Lanka ditahan gara-gara aksi protes tu.

Di media sosial dan di bagian komentar dari outlet berita, rakyat Maladewa menyatakan kemarahan dan solidaritas mereka kepada para pengunjuk rasa Sri Lanka. Mereka pun menyerukan repatriasi Rajapaksa dan mengutuk keputusan “memalukan” dari otoritas Maladewa untuk memfasilitasi kepergiannya. 

“(Pemerintah Maladewa) menampung Gotabaya Rajapaksa dan membantunya menghindari pertanggungjawaban atas kejahatan perang dan korupsi. Ini adalah pengkhianatan terhadap rakyat dan aktivis Sri Lanka yang telah mendukung perjuangan demokrasi di Maladewa,” cuit mantan Menteri Luar Negeri Maladewa, Ahmed Shaheed, di Twitter, kemarin. 

Rajapaksa pada akhirnya memang tak jadi berdiam di Maladewa. Dia memilih untuk terbang ke Singapura.

Namun editor surat kabar utama Maladewa, Ismail Naseer, mempertanyakan bantuan yang diberikan Pemerintah Maladewa kepada Rajapaksa untuk kabur ke negara lain.

“Mengapa orang Maladewa harus menjadi perantara (Rajapaksa) untuk melarikan diri dengan mudah setelah membuat sebuah negara (maksudnya Sri Lanka) terperosok?” tulisnya dalam sebuah kolom editorial. 

“Mengapa satu orang menjadi begitu lebih penting bagi Negara Maladewa, sementara jutaan (rakyat Sri Lanka) lainnya kelaparan dan putus asa? Tidak ada yang memberi jawaban!” ungkap Naseer.

Sebagian besar kemarahan diarahkan pada Ketua Parlemen, Mohamed Nasheed. Mantan presiden Maladewa itu dilaporkan telah melakukan intervensi setelah kontrol lalu lintas udara Maladewa menolak permintaan pesawat untuk mendarat. 

Media lokal melaporkan, Nasheed terlihat di bandara sebelum pesawat militer mendarat sekitar pukul 03.00 pagi waktu setempat (05.00 pagi  WIB).

Nasheed, yang sebelumnya mengoordinasikan upaya untuk mengamankan bantuan asing untuk Sri Lanka, menghadapi kritik dari Maladewa dan Sri Lanka yang meragukan kredensial demokrasinya.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut