Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako Disambut Sorak Warga Jepang saat Parade dari Istana Kekaisaran
TOKYO, iNews.id - Puluhan ribu rakyat Jepang berdiri di sepanjang jalan hingga 5 kilometer di pusat Tokyo, Minggu (10/11/2019) untuk melihat Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako.
Konvoi kerajaan ini merupakan salah satu dari acara terakhir dalam serangkaian tradisi naiknya Naruhito ke kursi kekaisaran Jepang.
Naruhito secara resmi mulai menduduki Takhta Chrysanthemum pada Mei, ketika ayahnya yang berusia 85 tahun, Kaisar Akihito, secara resmi turun tahta setelah empat dekade.
Akihito menggantikan ayahnya, kaisar era Perang Dunia II, yang merupakan kaisar Jepang pertama yang mundur dari takhta kerajaan dalam sejarah Jepang selama 200 tahun.
Parade konvoi selama 30 menit pada Minggu di mulai dari Istana Kekaisaran. Beberapa warga menginap sepanjang malam untuk bisa melihat kaisar baru mereka keliling Tokyo dengan mobil Toyota atap terbuka yang dirancang secara khusus.
Parade ini tadinya dijadwalkan bulan lalu, namun ditunda setelah Jepang dilanda Topan Hagibis, sebuah badai besar yang menewaskan 80 orang.
Saat parade, puluhan ribu penonton mengibarkan bendera dan menyambut Kaisar Naruhito. Kaisar mengenakan pakaian formal ala Barat dan Permaisuri mengenakan gaun panjang berwarna krem dan outer, serta memakai tiara yang diturunkan oleh pendahulunya.
Keamanan tinggi dikerahkan untuk acara tersebut. Pasukan keamanan berbaris sepanjang rute dalam dua baris, mengawasi ketika parade bergerak lambat, diapit oleh polisi dengan sepeda motor.
Beberapa menit sebelum pawai dimulai, polisi di salah satu pos pemeriksaan memperingatkan calon peserta bahwa daerah itu penuh.
Yoko Mori (64) mengantri dari pukul 10:00 untuk mengamankan tempat, bepergian dari Saitama di luar Tokyo.
"Kami datang ke sini karena ini adalah kesempatan sekali seumur hidup dan kami ingin merayakan acara ini," katanya kepada AFP, diapit oleh temannya Chiyoe Ito (70).
"Tapi sangat disesalkan bahwa kita baru saja melihat mobilnya sekilas. Saya sangat berkonsentrasi untuk mengambil foto, aku nyaris tidak melihat dengan mata kepalaku sendiri."
Yoko Yokota (84) menangis bahagia saat bisa berkesempatan melihat mobil kaisar dari dekat.
"Saya sangat senang melihatnya," katanya.
Beberapa jam sebelum parade, Yukari Oshita mengatakan kepada AFP bahwa dia merasakan kedekatan dengan Naruhito, kaisar pertama yang lahir di Jepang pascaperang.
"Kaisar beberapa tahun lebih muda dari saya, tetapi kamu di generasi yang sama, dan saya merasa terhubung dengannya," katanya.
"Dan Permaisuri Masako adalah seseorang yang bisa menjadi panutan bagi perempuan modern dengan pekerjaan penuh waktu."
Setelah lagu kebangsaan digaungkan, pasangan kerajaan itu menaiki sebuah mobil yang dibuat khusus yang menampilkan logo kekaisaran krisan di samping dan bendera kerajaan di kap mobilnya.
Shigeko Kawamura (68) berbaris di salah satu pos pemeriksaan sejak siang hari, tetapi tidak bisa mendekat.
"Saya tidak bisa melihat parade sama sekali," katanya sedih, tetapi menyebutnya sebagai momen tak terlupakan.
"Saya datang ke sini untuk merayakan dan terutama untuk melihat Permaisuri Masako, seorang perempuan hebat."
Dididik di Harvard, Masako meninggalkan karier diplomatik yang menjanjikan untuk menikah dengan keluarga kerajaan.
Dia berjuang keras menyesuaikan diri dengan kehidupan kerajaan yang tertutup. Dia sempat mengalami kesulitan penyesuaian diri yang menyebabkan jarang tampil di publik.
Tapi dia tampil percaya diri selama serangkaian acara penobatan Naruhito.
Editor: Nathania Riris Michico