Kasus Corona Terus Naik, Jepang Prioritaskan Rawat Inap RS untuk Pasien Parah
TOKYO, iNews.id – Pemerintah Jepang pada hari ini menyatakan telah mengimbau pemerintah daerah yang terdampak paling serius oleh wabah corona (Covid-19) agar menghemat ruangan di rumah sakit. Otoritas di negeri sakura juga memerintahkan agar ruang perawatan inap diprioritaskan bagi pasien dengan kondisi parah.
Sementara, pasien yang mengalami gejala lebih ringan atau bahkan yang tidak menunjukkan gejala apa pun, bisa dirawat di rumah. Langkah ini memunculkan perhatian tentang tekanan terhadap sistem kesehatan Jepang.
Hingga saat ini, Jepang masih menyediakan ruang perawatan di rumah sakit bagi seluruh pasien Covid-19 tanpa mengesampingkan gejala mereka. Namun, para pakar menyebut ranjang-ranjang rumah sakit kebanyakan menumpuk di Ibu Kota Tokyo, sedangkan keberadaan fasilitas itu di kota-kota lain masih kurang.
Gubernur Tokyo, Yuriko Koike sebelumnya menyebutkan, pihaknya akan memprioritaskan keselamatan nyawa pasien yang berada dalam kondisi serius serta meminta masyarakat sehat untuk tetap tinggal di rumah.
Jepang sampai saat ini belum mengalami lonjakan kasus positif Covid-19 seperti yang terjadi beberapa negara maju di Eropa atau Amerika Serikat. Data per hari ini melaporkan, ada total 2.617 kasus infeksi corona yang terkonfirmasi di negeri samurai itu. Angka tersebut diperoleh berdasarkan data mutakhir di laman Worldometer.
Sementara, jumlah kasus corona secara global per hari ini telah melampaui angka satu juta. Kota Tokyo adalah lokasi dengan kasus infeksi terbanyak di Jepang dengan catatan sebanyak 684 kasus yang relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah populasi yang menghuni kota itu sebanyak hampir 14 juta jiwa.
Namun, para ahli mengkhawatirkan kenaikan persentase tersebut dari kasus-kasus yang saat ini belum dapat terlacak.
Menurut laporan Kantor Berita Jepang, Kyodo, beberapa orang yang menghadiri pentas musik di Shibuya pada 20 Maret lalu, berikut seorang penampil, dinyatakan positif Covid-19. Lokasi itu menambah jumlah klaster penularan corona per akhir Maret menjadi 26 lokasi, berdasarkan data Kementerian Kesehatan Jepang.
Kondisi demikian membuat sejumlah pihak meminta Perdana Menteri Shinzo Abe untuk mengumumkan status darurat nasional. Salah satu yang menyerukan itu adalah miliarder pemilik perusahaan perdagangan daring Rakuten, Hiroshi Mikitani.
“Bagaimana mungkin Anda mengatakan ini bukanlah situasi darurat? Bapak Abe, tolong nyatakan status darurat saat ini juga!” cuit Mikitani lewat akun Twitter miliknya.
Editor: Ahmad Islamy Jamil