Kasus Covid-19 Cetak Rekor, Jepang Tak Akan Berlakukan Keadaan Darurat Lagi
TOKYO, iNews.id - Jepang tidak akan memberlakukan keadaan darurat meskipun kasus Covid-19 di negara itu kembali melonjak. Lonjakan kasus Covid-19 di Jepang dilaporkan terjadi beberapa hari terakhir, dipicu datangnya musim dingin.
Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan, keputusan untuk tidak memberlakukan keadaan darurat diambil berdasarkan masukan dari para ahli.
Saat awal pandemi Covid-19, Jepang memberlakukan kondisi darurat, mulanya di beberapa prefektur dan disusul ke semua wilayah.
"Para ahli merasa kami belum berada pada situasi perlu menerapkan keadaan darurat kembali," kata Suga, dikutip dari Reuters, Jumat (13/11/2020).
Suga juga menolak usulan penghentian insiatif promosi pariwisata dalam negeri 'Go to Travel' yang menurut para kritikus berkontribusi membuat lonjakan kasus.
Skema 'Go to Travel' bertujuan mendukung industri pariwisata dalam negeri yang babak belur akibat pandemi, dengan memberikan subsidi.
Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato mengatakan, pemerintah belum bisa memastikan kapan inisiatif itu berakhir karena bergantung pada berbagai faktor.
"Kami perlu mempertimbangkan situasi infeksi virus corona, pemulihan permintaan industri pariwisata, dan faktor-faktor lain seperti anggaran," katanya.
Jepang pertama kali memberlakukan keadaan darurat pada April dan mencabutnya pada akhir Mei.
Berdasarkan laporan stasiun berita NHK, Jepang mengonfirmasi penambahan harian 1.685 kasus infeksi Covid-19 pada Jumat, rekor tertinggi yang dibuat pada hari sebelumnya.
Wilayah yang melaporkan penambahan kasus terbanyak pada Jumat adalah Tokyo yakni 374 penderita. Angka itu memang turun dibandingkan pada Kamis, namun daerah lain mencatatkan rekor penambahan harian tertinggi.
Dengan demikian, Jepang mengonfirmasi 116.220 kasus virus corona sejak awal mula wabah, dengan hampir 2.000 kematian.
Editor: Anton Suhartono