Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo Hanya Sehari di Australia, bakal Bertemu PM Albanese
Advertisement . Scroll to see content

Kasus KDRT di Australia Meningkat Seiring Wabah Virus Corona, kok Bisa?

Senin, 30 Maret 2020 - 02:01:00 WIB
Kasus KDRT di Australia Meningkat Seiring Wabah Virus Corona, kok Bisa?
Kasus KDRT di Australia meningkat seiring wabah virus corona (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

SYDNEY, iNews.id - Pemberlakuan work from home serta pembatasan perjalanan di Australia yang membuat warga menghabiskan waktu lebih banyak di rumah punya dampak negatif di sisi lain.

Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) melonjak signifikan sejak 2 pekan terakhir, sebagai dampak tidak langsung dari wabah virus corona.

Kondisi ini memaksa pemerintah untuk menyediakan dana 100 juta dolar AS untuk menangkal KDRT.

Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan, ada lonjakan 75 persen dalam pencarian layanan bantuan KDRT di Google selama pembatasan perjalanan diberlakukan.

Morrison mengatakan, dana itu akan digunakan untuk memberikan layanan dukungan konsultasi bagi korban KDRT maupun lainnya terkait dengan pemberlakukan kondisi darurat Covid-19.

“Kita perlu menyediakan lebih banyak sumber daya untuk membantu orang-orang yang rentan (menjadi korban KDRT)," katanya, dikutip dari AFP, Minggu (29/3/2020).

Women’s Safety, lembaga amal yang bergerak dalam penanganan KDRT  di Negara BagianNew South Wales, melaporkan ada peningkatan 40 persen jumlah klien.

Di Victoria, lembaga serupa, Wayss, mendapat permintaan bantuan dari polisi untuk menangani kasus KDRT serta kekerasan lain yang melonjak hampir dua kali lipat dalam sepekan terakhir.

Menurut Wayss, ada kasus-kasus baru yang belum pernah terjadi sebelumnya sehingga polisi perlu berkonsultasi.

CEO Wayys Liz Thomas menjelasan, kasus KDRT timbul akibat tekanan karena mereka biasa beraktivitas di luar rumah. Dalam kondisi normal, kepenatan bisa dilampiaskan di luar rumah. Namun ketetika mereka harus menghabiskan banyak waktu di rumah, orang-orang di sekitar menjadi pelampiasan.

"Orang-orang hanya berada di rumah, mengalami tekanan lebih tinggi daripada saat pergi bekerja atau bisa bepergian dengan bebas di luar rumah, ini merupaka faktor yang berkontribusi," kat Lizz, kepada ABC.

Dia menambahkan, ada berapa contoh kasus dalam sepekan terakhir di mana parapelaku menggunakan Covid-19 sebagai bentuk kekerasan, memberi tahu pasangan bahwa mereka terinfeksi. Kondisi ini membuat pasangan tak bisa meninggalkan rumah, padahal belum tentu ada yang terinfeksi.

Ada pula kasus lain yang berbentuk semacam jebakan, pelaku mengajak orang-orang ke rumah di mana ada seorang perempuan yang menjalani isolasi mandiri akibat tepapar, namun tak diketahui oleh para tamu.

Australia sejauh ini mengonfirmasi hampir 4.000 kasus virus corona, dengan 16 di antaranya meninggal.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut