Kasus Kematian akibat Covid di Shanghai Bertambah Lagi, Pakar Sarankan China Pakai Vaksin mRNA
SHANGHAI, iNews.id - Kota Shanghai, China, Sabtu (23/4/2022), kembali mengonfirmasi kasus kematian akibat Covid-19, yakni 12 orang. Angka tersebut naik dibandingkan 11 berdasarkan data kemarin. Total kasus kematian di Shanghai dalam 5 hari terakhir mencapai 48 orang.
Para pasien yang meninggal rata-rata berusia 88 tahun dan memiliki penyakit bawaan. Tak satu pun dari mereka yang sudah mendapatkan vaksin.
Data Komisi Kesehatan Shanghai mengungkap penambahan 20.634 kasus infeksi Covid-19 tanpa gejala, naik dibandingkan 15.698 sehari sebelumnya. Kasus infeksi Covid-19 bergejala juga naik menjadi 2.736 orang, ketimbang kemarin 1.931 orang.
Lonjakan kasus kematian dan infeksi ini semakin menambah frustrasi warga kota pusat keuangan itu yang sudah lama terpaksa hidup di bawah lockdown ketat. Meskipun tingkat frustrasi warga meningkat, para pejabat setempat tetap tidak akan memberlakukan pelonggaran sampai kasus baru di luar area yang dikarantina nihil.
"Semakin kritis periodenya, semakin kita perlu mengertakkan gigi dan memfokuskan kekuatan," kata Wali Kota Shanghai, Gong Zheng, di akun resmi WeChat pemerintah kota, seperti dikutip dari Reuters.
Jumlah kasus di luar area karantina mencapai 218 orang pada hari Jumat, turun dari 250 pada hari sebelumnya.
Lockdown penuh diterapkan di Shanghai sejak awal April, meski banyak penduduk yang dikurung di rumah jauh lebih lama. Meski pembatasan ini sudah berlangsung lebih dari 30 hari, kasus virus corona tak menunjukkan perbaikan.
Jaya Dantas, pakar kesehatan masyarakat Curtin School of Population Health Australia yang memantau wabah di Shanghai mengatakan sudah saatnya China menjalankan suntikan booster menggunakan vaksin mRNA. Sejauh ini China belum menggunakan vaksin Covid-19 mRNA seperti Pfizer dan Moderna.
“Salah satu strategi yang perlu segera diimplementasikan adalah meningkatkan tingkat dosis vaksinasi booster untuk orang tua dan kelompok rentan lainnya serta menentukan apakah vaksin mRNA dapat digunakan,” kata Dantas.
"Ini adalah jumlah waktu yang signifikan dan memiliki dampak kesehatan mental, orang kelelahan dan frustrasi," ujarnya, menambahkan.
Editor: Anton Suhartono