Kasus Sifilis di AS Meningkat 80 Persen sejak 2018
WASHINGTON DC, iNews.id - Kasus sifilis di Amerika Serikat meningkat sebesar 80 persen sejak 2018. Hal itu terungkap lewat data yang dipaparkan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS (HHS) pada Selasa (30/1/2024).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan total 207.255 kasus sifilis di negeri Paman Sam pada 2022. Jumlah tersebut menandai peningkatan sebesar 80 persen sejak 2018 dan mengikuti tren peningkatan penyakit raja singa itu selama beberapa dekade, ungkap HHS dalam sebuah pernyataan.
"Krisis sifilis di negara kita tidak dapat diterima. Pemerintahan Biden-Harris berkomitmen untuk mengatasi masalah mendesak ini dan menggunakan semua cara yang ada untuk menghilangkan kesenjangan dalam sistem layanan kesehatan kita," kata Sekretaris HHS, Xavier Becerra.
Menurut dia, HHS menanggapi krisis sifilis di AS melalui pembentukan Satuan Tugas Federal Sindemik Sifilis Nasional dan Sifilis Bawaan.
CDC melaporkan lebih dari 3.700 kasus sifilis kongenital pada bayi baru lahir pada 2022. Jumlah itu lebih dari 10 kali lipat daripada data yang tercatat pada 2012.
Meskipun hanya mencakup 13 persen populasi Amerika, pasien kulit hitam mewakili hampir 32 persen dari seluruh kasus sifilis primer dan sekunder, serta sekitar 30 persen kasus sifilis kongenital di negara itu pada 2022. Akan tetapi, tingkat sifilis primer, sekunder, dan kongenital paling tinggi terjadi pada penduduk etnik Indian Amerika atau penduduk asli Alaska. Terdapat satu kasus sifilis kongenital untuk setiap 155 kelahiran dalam kategori demografi pada 2022.
"Sifilis yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan jantung dan otak, keguguran dan kematian bayi," bunyi pernyataan HHS.
Editor: Ahmad Islamy Jamil