Kebakaran Dahsyat 7 Apartemen Hong Kong, Mengapa Korban Jiwa Begitu Banyak?
HONG KONG, iNews.id - Tragedi kebakaran yang melahap tujuh menara blok apartemen Wang Fuk Court di Distrik Tai Po, Hong Kong, Rabu (26/11/2025), menyisakan kisah pilu, terutama bagi para penghuni lanjut usia (lansia). Sedikitnya 94 orang tewas hingga Jumat (28/11/2025) pagi.
Banyak dari mereka diduga tak sempat menyelamatkan diri saat kobaran api dan asap pekat dengan cepat memenuhi gedung-gedung setinggi 31 lantai tersebut.
Kebakaran besar pada Rabu (26/11/2025) itu menewaskan 94 orang, sementara ratusan lainnya masih hilang. Sebagian besar penghuni yang belum ditemukan diyakini terjebak di dalam unit atau koridor yang sudah tak dapat diakses saat evakuasi berlangsung.
Penghuni Lansia Kesulitan Bergerak
Kompleks Wang Fuk Court dihuni sekitar 4.600 atau 4.800 orang, dengan jumlah signifikan berasal dari kelompok lansia yang telah tinggal di sana puluhan tahun. Banyak dari mereka menghadapi keterbatasan mobilitas, tinggal sendirian, atau bergantung pada lift dan koridor yang menjadi jalur utama keluar.
Namun, saat kebakaran terjadi, asap tebal memenuhi tangga dan lorong dalam hitungan menit. Koridor yang gelap gulita membuat penghuni kesulitan mencari arah, terlebih bagi yg sudah berusia lanjut.
Seorang warga lansia, Harry Cheung (66), menggambarkan situasi itu sebagai “kekacauan total”. Dia mengaku langsung mengemasi barang begitu mendengar ledakan keras, namun banyak tetangganya, kebanyakan lansia, tidak mampu bergerak cepat.
“Begitu api menyebar, semua orang panik. Banyak orang di lantai atas tidak bisa turun,” ujarnya.
Evakuasi Tersendat, Banyak Warga Terjebak
Kesaksian para korban menunjukkan sistem evakuasi berjalan sangat tidak mulus. Masalah diperparah oleh fakta bahwa kompleks sedang menjalani renovasi besar sejak beberapa bulan terakhir. Diduga, beberapa jalur evakuasi terhalang material konstruksi atau area yang belum sepenuhnya aman dilewati.
Lawrence Lee, salah satu korban selamat, mengatakan istrinya sempat meninggalkan unit tetapi terpaksa kembali karena tangga dan koridor sudah dipenuhi asap tebal.
“Tidak ada pilihan lain, semuanya gelap,” katanya lirih, masih belum mengetahui nasib istrinya.
Di luar gedung, suasana penuh kepanikan. Warga yang selamat berusaha mencari anggota keluarga, sementara sirene pemadam kebakaran bergema tanpa henti.
Penampungan Penuh Tangis dan Penyesalan
Di pusat penampungan sementara, banyak penghuni yang menangis mencari orang tua atau anggota keluarga lansia yang belum kembali. Seorang perempuan bermarga Ng (52), tampak memeluk erat foto kelulusan putrinya sambil mencemaskan suami dan anaknya yang belum ditemukan.
“Mereka belum keluar. Mereka tidak punya air untuk menyelamatkan gedung kami,” katanya terisak.
Seorang nenek berusia 70 tahun yang sempat mengungsi ke rumah teman juga kembali ke lokasi kebakaran esok paginya, hanya untuk melihat apartemennya masih terbakar.
“Kami tidak tahu harus berbuat apa,” ujarnya gemetar.
Editor: Anton Suhartono