Kehadiran Putri Kim Jong Un di Parade Militer Bikin Salfok, Siap Jadi Pemimpin Korut?
SEOUL, iNews.id - Ada yang menarik saat parade militer Korea Utara (Korut) pada Rabu malam kemarin, yakni kehadiran putri pemimpin Kim Jong Un. Bocah perempuan yang disebut-sebut bernama Ju Ae itu menjadi pusat perhatian setelah ikut menonton parade militer yang memamerkan beberapa rudal serta makan bersama para komandan senior.
Keberadaan Ju memunculkan spekulasi bahwa bocah itu sedang disiapkan kelak menggantikan ayahnya sebagai pemimpin Korut.
Foto-foto yang dirilis kantor berita pemerintah KCNA menunjukkan, Ju berada di barisan depan bersama ayah dan ibunya, Ri Sol Ju. Anak dan ibu tampak serasi dan akrab, beberapa kali tertangkap kamera sedang berbicara sambil menonton parade.
Sehari sebelumnya, Ju, Ri, dan Kim juga terlihat makan malam bersama bersama para komandan militer di perjamuan mewah untuk memperingati ulang tahun pendirian tentara.
Pengamat Korut dari Universitas Studi Asing Hankuk di Seoul, Korea Selatan, Mason Richey, mengatakan kemunculan Ju yang semakin sering belakangan ini memberkikan sinyal soal penerus kepemimpinan negara itu.
"Sejauh yang kita tahu, ini hanya cara dia (Kim Jong Un) menyayangi anaknya. Tapi semakin sering dia muncul, semakin terlihat bahwa dia dipersiapkan sepenuhnya untuk kepemimpinan atau setidaknya sebatas kemungkinan," kata Richey, dikutip dari Reuters.
Bocah itu belum masuk dalam pemberitaan media pemerintah sampai Ju hadir dalam peluncuran rudal bersama Kim pada 2022. Para pejabat intelijen Korsel yakin dia adalah anak Kim yang oleh mantan pemain bola basket Amerika Serikat (AS) Dennis Rodman, disebut bernama Ju Ae. Rodman pernah menghabiskan waktu bersama keluarga Kim pada 2013.
Namun Rachel Minyoung Lee, pengamat Korut dari Open Nuclear Network yang berbasis di Wina, Austria, mengatakan terlalu dini untuk menyimpulkan Ju dipersiapkan untuk kepemimpinan Korut.
Dia menilai kehadiran Ju di acara-acara militer menunjukkan tujuan utama Korut soal pentingnya pengembangan senjata nuklir berkelanjutan demi keamanan generasi mendatang.
"Kepemimpinan Korea Utara mungkin harus menjelaskan mengapa pemerintah harus terus berinvestasi dalam pertahanan nasional meskipun kondisi ekonomi memburuk. Tidak ada propaganda lebih kuat daripada kemunculan putri pemimpin untuk menyampaikan pesan itu," kata Lee.
Editor: Anton Suhartono