Kejam, Dokter Bunuh Istri dengan Suntik Overdosis untuk Ritual Ilmu Hitam

NEW DELHI, iNews.id - Seorang dokter di Davanegere, Karnataka, India, tega membunuh istrinya dengan cara menyuntikkan dosis berlebih ke tubuh korban. Motif pembunuhan tersebut adalah ritual ilmu hitam. Pembunuhan terjadi 9 bulan lalu, sedangkan pelaku ditangkap pada Minggu (24/10/2021).

Polisi mengidentifikasi tersangka sebagai Channakeshappa (45) yang menjalankan praktik dokter di Rameshwara, Nyamathi. Istrinya, Shilpa, meninggal pada 11 Februari akibat overdosis.

Baca Juga

Turki Buka Koridor Perdagangan Darat Bersejarah ke Yordania dan Suriah, Integrasi Timur Tengah Menguat?

Saat itu Channakeshappa menjelaskan bahwa Shilpa meninggal akibat tekanan darah rendah. Pada 11 Februari, dia memberinya suntikan Dexamethasone lalu meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.

Namun orangtua korban menangkap ada kejanggalan di balik kematian ini. Mereka melaporkan sang menantu ke polisi atas tuduhan pembunuhan. 

Baca Juga

Duh, Perempuan Muda Tewas Dipukuli Paranormal di Hadapan Suami saat Ritual Mengusir Jin

Berdasarkan hasil penyelidikan awal, Channakeshappa mampu berdalih tak bersalah dan terhindar dari penangkapan. Meski demikian polisi tetap melanjutkan penyelidikan.

Petugas kemudian mendapati bukti Channakeshappa berlatih ilmu hitam beberapa tahun terakhir, termasuk mengunjungi beberapa paranormal pada 2020. Pada satu kesempatan, seorang paranormal menyarankan untuk mengorbankan istri. Anehnya, Channakeshappa menyetujui lalu membunuh istrinya dengan cara disuntik overdosis. Bukan hanya itu, pelaku juga menguasai hartanya.

Setelah Laboratorium Ilmu Forensik (FSL) memastikan kematian Shilpa akibat overdosis, polisi menahan Channakeshappa dan mendakwanya dengan pembunuhan.

Insiden ini terjadi beberapa pekan setelah kepolisian Belagavi memulai penyelidikan dugaan pembunuhan juga berlatar belakang ilmu hitam. Seorang gadis 2 tahun ditemukan tidak sadarkan diri di ladang tebu pada 23 September lalu meninggal pada 1 Oktober. Ada tanda-tanda penyiksaan, terutama bekas luka bakar di tubuh gadis itu.

Editor: Anton Suhartono