Keji Sekali, Israel Bantai Satu Keluarga Besar di Gaza, 76 Orang Gugur termasuk Anak-Anak

GAZA, iNews.id - Serangan udara Israel menewaskan 76 orang yang berada dalam satu keluarga besar di Jalur Gaza. Hal itu diungkapkan oleh para petugas penyelamat pada Sabtu (23/12/2024). 

Sehari sebelumnya, Sekjen PBB Antonio Guterres kembali memperingatkan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza. Dia pun menyebut serangan Israel yang sedang berlangsung menjadi hambatan besar terhadap penyaluran bantuan kemanusiaan di wilayah kantong Palestina itu. 

Baca Juga

Hamas Tolak Pasukan Internasional, Setuju Menteri Otoritas Palestina Kelola Gaza

AP melansir, serangan Israel terhadap sebuah gedung di Kota Gaza pada Jumat kemarin menjadi salah satu yang paling mematikan dalam perang Israel-Hamas, yang kini memasuki minggu ke-12. Juru Bicara Departemen Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Bassal mengungkapkan, sebagian daftar nama warga sipil Palestina yang gugur kali ini terdiri atas 16 kepala rumah tangga dari keluarga al-Mughrabi. Sebagian dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. 

Dia mengatakan, di antara korban tewas adalah Issam al-Mughrabi, seorang pegawai senior Program Pembangunan PBB, bersama istrinya, dan lima anak mereka. 

Baca Juga

PBB Sebut Tak Ada Lagi Wilayah Aman bagi Warga Sipil di Jalur Gaza

“Hilangnya Issam dan keluarganya sangat memengaruhi kita semua. PBB dan warga sipil di Gaza bukanlah target. Perang ini harus diakhiri,” ujar Kepala Program Pembangunan PBB, Achim Steiner. 

Israel menyatakan perang setelah para pejuang Hamas menyerbu perbatasan pada 7 Oktober. Serangan Hamas kala itu menewaskan sekitar 1.200 orang Israel. Kelompok Palestina itu menyandera sekitar 240 orang lainnya. 

Baca Juga

Hamas dan Otoritas Palestina Beda Pandangan soal Resolusi DK PBB terkait Gaza

Israel pun bersumpah untuk terus menggempur Gaza sampai Hamas dilenyapkan dan semua sandera dibebaskan. 

Sejak 7 Oktober hingga kini, lebih dari 20.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Gaza. Sementara itu ada lebih dari 53.000 orang yang terluka, menurut pejabat kesehatan setempat.

Editor: Ahmad Islamy Jamil