KIEV, iNews.id - Ukraina terus kekurangan prajurit akibat berperang dengan Rusia selama hampir dua tahun. Wajib militer akan diterapkan bagi semua pria termasuk diaspora yang tinggal di luar negeri.
Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov menyebut kebutuhan prajurit sangat mendesak. Bagi warga yang melanggar kewajiban wajib militer akan disanksi tegas.
Gelontorkan Jutaan Dolar dan Rekrut 68.000 Milisi, Loyalis Assad Siapkan Pemberontakan
"Kami masih mendiskusikan langkah-langkah yang akan diambil jika mereka tidak datang secara sukarela," kata Umerov seperti dilansir dari Naver, Sabtu (23/12/2023).
Umerov menjelaskan bahwa, mulai tahun depan, pria berusia 25 hingga 60 tahun yang berdomisili di luar negeri akan diwajibkan untuk melapor ke pusat wajib militer Ukraina.
Ukraina Kegirangan, Klaim Tembak Jatuh 3 Pesawat Pengebom Su-34 Rusia
Keputusan ini muncul setelah Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengumumkan rencana untuk memobilisasi 450.000 hingga 500.000 tentara baru. Instruksi tersebut telah diteruskan kepada Menteri Umerov dan Panglima Valery Zaluzny untuk merinci rencana tersebut.
Ukraina telah mengeluarkan perintah mobilisasi umum sejak invasi Rusia pada Februari tahun lalu. Semua pria berusia 18 hingga 60 tahun dilarang meninggalkan negara tersebut.
Belanda Siap Kirim 18 Jet Tempur F-16 ke Ukraina, Bantu Kiev Lawan Rusia
Meskipun langkah-langkah ini diambil, beberapa pria Ukraina tetap melarikan diri ke luar negeri. Menurut Eurostat, badan statistik Uni Eropa, sekitar 650.000 pria Ukraina yang berusia wajib militer telah bermigrasi ke Eropa.
Saat perang antara Ukraina dan Rusia telah berlangsung selama 23 bulan, kedua belah pihak melaporkan kerugian signifikan di pihak pasukan mereka.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengklaim bahwa sejak dimulainya konflik, Ukraina telah kehilangan 383.000 prajurit.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku