Kelompok Pemberontak Ledakkan Jembatan, 8 Orang Luka
BOGOTA, iNews.id - Pemberontak Tentara Pembebasan Nasional (ELN) meledakkan sebuah jembatan di Kolombia. Akibatnya, delapan orang luka-luka dalam serangan itu.
ELN meledakkan jembatan pada Rabu (23/2/2022), hari pertama dari yang mereka sebut serangan bersenjata. Tak hanya itu, kelompok berhaluan kiri itu juga membakar kendaraan, memblokir jalan dan meledakkan bom.
Pemerintah Kolombia mengatakan, kelompok pemberontak menggelar mogok massal tiga hari hingga Sabtu (26/2/2022) untuk memprotes kebijakan ekonomi dan sosial pemerintah. Padahal tiga minggu lagi mereka akan menghadapi pemilihan legislatif.
Tindakan tersebut berarti pembatasan pergerakan dan perdagangan di daerah perdesaan tempat ELN beroperasi.
Salah satu serangan paling serius terjadi di Pailitas, sebuah kota di provinsi Cesar utara. Di sana, pemberontak meledakkan sebuah jembatan, menghentikan arus lalu lintas.
Di Provinsi Santander timur, sebuah ledakan terjadi di jalan antara Kota Socorro dan San Gil sehingga melukai delapan orang. Sementara serangan serupa di Cucuta, ibu kota Provinsi Norte de Santander, menewaskan seekor anjing pelacak bom milik polisi.
Kendaraan juga dibakar dalam serangan yang dikaitkan dengan ELN di jalan yang menghubungkan Kota Popayan dan Cali.
"Apa yang kami lihat, di beberapa tempat di Kolombia, ELN dengan pengecut mencoba mengintimidasi penduduk," kata Presiden Ivan Duque kepada wartawan.
Dia menambahkan, akan ada pengerahan besar pasukan keamanan di Kolombia. Negara itu tidak akan dilumpuhkan oleh terorisme.
ELN, yang terdiri atas sekitar 2.350 pejuang, dituduh membiayai dirinya sendiri dengan cara penculikan, pemerasan, penambangan ilegal, dan perdagangan narkoba. Kelompok ini dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Pemberontak telah berjuang untuk menerapkan pembicaraan damai untuk mengakhiri konflik bersenjata internal Kolombia. Dalam konflik internal ini, 260.000 orang tewas dalam hampir enam dekade.
Penyebab konflik internal ini di antaranya radikalisme, struktur komando yang tersebar dan perbedaan pendapat di antara para anggotanya.
Editor: Umaya Khusniah