Keluarga Sandera Israel Sebut Netanyahu Pengecut gegara Kabur saat Didemo
YERUSALEM, iNews.id - Ribuan warga Israel menggelar unjuk rasa di luar kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Selasa (16/9/2025). Massa, termasuk keluarga sandera, bahkan mendirikan tenda di sekitar rumah Netanyahu, mendesak penghentian serangan militer ke Kota Gaza.
Polisi setempat berupaya membubarkan kerumunan dan memasang pembatas keamanan, memblokir akses dalam radius sekitar 300 meter dari kediaman perdana menteri.
Namun para pengunjuk rasa menyatakan akan bertahan sampai tuntutan mereka dipenuhi, termasuk penundaan operasi militer yang dinilai bisa membahayakan nyawa sandera.
Beberapa sumber melaporkan, mengetahui ketegangan di luar rumahnya, Netanyahu meninggalkan kediaman tersebut. Kepergian itu memicu kemarahan para keluarga sandera. Seorang ibu sandera menuduh perdana menteri melarikan diri seperti pengecut seraya berjanji akan terus mengejar pemerintah siang dan malam.
Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang yang memimpin aksi menyatakan keluarga-keluarga itu tiba di Yerusalem menyusul laporan eskalasi serangan darat Israel ke Gaza pada Senin malam. Mereka khawatir serangan besar-besaran ke pusat kota Gaza membahayakan nyawa para sandera yang diduga berada di area yang menjadi sasaran.
Aksi di luar kediaman Netanyahu merupakan bagian dari gelombang protes dalam negeri yang lebih luas terhadap kebijakan perang pemerintah.
Demonstrasi serupa, termasuk kamp-kamp keluarga sandera, telah muncul di beberapa titik di Israel selama beberapa pekan terakhir, menuntut perjanjian pembebasan sandera dan pembatasan operasi militer yang dianggap berisiko tinggi.
Pemerintah Israel berdalih operasi militer di Gaza bertujuan melumpuhkan infrastruktur Hamas dan membawa pulang sandera. Namun keluarga sandera menilai serangan yang intens justru mengurangi peluang negosiasi dan mempertaruhkan nyawa para tawanan.
Ketegangan ini memicu perpecahan kontras di dalam negeri antara dukungan terhadap tindakan militer dan tuntutan kemanusiaan keluarga sandera.
Editor: Anton Suhartono