Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Tanggapan Santai Rusia Setelah Menguji Coba Rudal Bertenaga Nuklir Burevestnik
Advertisement . Scroll to see content

Kematian George Floyd Picu Kemarahan Global, Presiden Ghana Sindir Demokrasi di AS

Rabu, 03 Juni 2020 - 13:09:00 WIB
Kematian George Floyd Picu Kemarahan Global, Presiden Ghana Sindir Demokrasi di AS
George Floyd (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Kasus pembunuhan pria kulit hitam George Floyd oleh polisi Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, seolah menguak kekerasan terhadap warga keturunan Afrika di berbagai negara.

Unjuk rasa juga pecah di banyak negara, selain mengenang para korban kebrutalan polisi di negara masing-masing, massa juga memberikan dukungan terhadap demonstran di AS.

Di Paris, ribuan orang turun ke jalan pada Selasa (2/6/2020) mengenang kematian pria kulit hitam Adamo Traore (24) akibat kebrutalan polisi Paris pada 2016. Polisi sebenarnya melarang demonstrasi itu, namun massa tak peduli. Tak pelak,bentrokan antara pengunjuk rasa dengan polisi tak bisa dihindari.

Massa juga memberikan dukungan atas demonstrasi di AS dan mengecam kebrutalan polisi.

Ribuan orang berbaris di pusat Kota Sydney, Australia. Para demonstran meneriakkan, "Saya tidak bisa bernapas", pernyataan yang berulang kali diucapkan Floyd ketika diborgol dan lehernya ditindih menggunakan oleh lutut polisi bernama Derek Chauvin. Dia didakwa dengan pasal pembunuhan tingkat 3 serta pembunuhan disengaja.

Demonstran di Australia juga membandingkan kasus Floyd dengan tewasnya David Dungay, seorang pria Aborigin berusia 26 tahun yang meninggal di penjara Sydney pada 2015.

Unjuk rasa juga pecah di Den Haag, Belanda, serta kota besar lain di Selandia Baru dan Israel. Di Israel massa juga mengaitkan dengan pembunuhan pria asal Ethiopia oleh polisi pada tahun lalu.

Sementara itu diplomat senior Uni Eropa Josep Borrell mengatakan kematian Floyd disebabkan oleh penyalahgunaan kekuasaan.

"Seperti rakyat Amerika, kami terkejut dengan kematian George Floyd," kata Borrell, seperti dikutip dari VOA, Rabu (3/6/2020).

Namun dia tetap mengecam demonstrasi yang diwarnai kerusuhan. Borrell menekankan Eropa mendukung hak bagi demonstrasi damai dan mengutuk kekerasan serta rasisme dalam bentuk apa pun.

Para pemimpin Afrika juga mengecam kematian Floyd. Presiden Ghana Nana Akufo Addo menyindir AS sebagai negara demokrasi.

“Ada yang tidak benar jika pada abad ke-21 ini, Amerika yang katanya benteng besar demokrasi, masih bergelut terus dengan masalah rasisme yang sistemik,” tuturnya.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut