Kemlu AS Larang Warganya ke Venezuela
WASHINGTON, iNews.id - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) meningkatkan peringatan perjalanan ke Venezuela ke tingkat tertinggi. Warga AS dilarang melakukan perjalanan ke Venezuela dan warga yang ada di negara itu diminta segera meninggalkan Venezuela.
Langkah itu diberlakukan setelah Gedung Putih meningkatkan upaya melengserkan Presiden Nicolas Maduro dari kekuasaan pekan lalu. Kemlu memperingatkan potensi terjadinya kerusuhan dan adanya ancaman penangkapan secara sewenang-wenang.
Ketidakstabilan politik di Venezuela meningkat setelah pemimpin kelompok oposisi yang didukung AS, Juan Guaido, menyerukan untuk menggulingkan presiden sosialis Nicolas Maduro.
Seluruh staf di Kedutaan AS di Caracas sudah dipulangkan, kecuali beberapa staf penting. Peringatan perjalanan juga menyertakan ancaman penculikan, perampokan, dan demonstrasi massal.
Dilaporkan Russia Today, Rabu (30/1/2019), Kemlu AS mengeluarkan peringatan Level 4 pada Selasa (29/1) sore waktu serempat. Mereka memperingatkan warga AS untuk menghindari Venezuela karena kejahatan, kerusuhan sipil, infrastruktur kesehatan yang buruk, dan penangkapan serta penahanan sewenang-wenang terhadap warga AS.
Penasihat perjalanan yang baru juga memperingatkan warga AS tentang ketidakstabilan politik yang berkelanjutan dan kemungkinan terjebak dalam demonstrasi jalanan yang kejam yang dapat terjadi dengan sedikit pemberitahuan.
Peringatan itu merekomendasikan warga AS meninggalkan Venezuela, dan menempatkan Venezuela dalam kategori yang sama dengan Suriah dan Korea Utara (Korut). Hal ini terjadi beberapa hari setelah AS memerintahkan evakuasi para staf kedutaan besarnya di Caracas.
AS meningkatkan tekanan pada Venezuela pekan lalu, dengan mengakui pemimpin oposisi sekaligus Ketua Parlemen Juan Guaido sebagai "presiden sementara" dan menyerukan Maduro untuk mundur.
AS juga memberlakukan sanksi baru terhadap perusahaan minyak milik negara Venezuela, PDVSA, pada Senin kemarin. Hal ini memicu tudingan yang dilontarkan menteri luar negeri Venezuela bahwa AS melakukan kudeta untuk merebut kendali atas cadangan minyak negara tersebut.
Editor: Nathania Riris Michico