Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Presiden Prabowo Kunjungi Australia Rabu Lusa, bakal Bertemu PM Albanese
Advertisement . Scroll to see content

Kendalikan Populasi, Koala di Australia Dipasangi KB Implan

Senin, 20 Mei 2019 - 06:17:00 WIB
Kendalikan Populasi, Koala di Australia Dipasangi KB Implan
Diperkirakan ada sekitar 150,000 ekor koala di Adelaide Hills danMount Lofty Ranges. (FOTO: WWF Australia/Doug Gimesy)
Advertisement . Scroll to see content

SYDNEY, iNews.id - Sebuah program pemasangan alat kontrasepsi pada koala sedang dilaksanakan di beberapa wilayah di Australia Selatan. Tindakan ini dilakukan untuk mengendalikan populasi koala yang terus meningkat, meskipun marsupial ini terdaftar sebagai spesies yang rentan di kawasan lain di Australia.

Para ahli sebelumnya memperingatkan bahwa koala sedang berada di koridor satwa yang akan punah pada 2050 di New South Wales.

Peringatan ini memicu organisasi Dana Margasatwa Dunia Australia untuk mendorong agar koala terdaftar sebagai spesies yang terancam punah di pantai timur Australia.

Namun tampaknya masalah seperti ini tidak terjadi di Adelaide Hills dan Mount Lofty Ranges, di mana para ahli mengungkapkan jumlah populasi koala yang tinggi mengakibatkan terjadinya dampak merusak pada vegetasi asli.

Sebuah survei baru-baru ini memperkirakan, ada sekitar 150.000 koala di Mount Lofty Ranges dan Adelaide Hills, dan 50.000 di Pulau Kanguru.

Salah satu bentuk permasalahan itu adalah, seorang penduduk Adelaide Hills terkejut ketika muncul pengganggu di tengah malam yang ternyata adalah seekor koala yang sedang mencari-cari sesuatu di rumahnya pada Februari.

Tingginya populasi koala ini mendorong diperkenalkannya program pengendalian kesuburan dalam upaya untuk melestarikan populasi dan hutan semak alami.

Direktur regional Mt Lofty Ranges dan Natural Resources Adelaide, Brenton Grear, mengatakan ada kepadatan yang sangat tinggi di beberapa area hutan Manna Gum yang disukai hewan itu.

"Di satu daerah hutan di perbukitan tengah, tercatat ada 13 ekor koala per hektar dan kami sekarang melihat dampak yang parah karena penjelajahan yang berlebihan," katanya.

Dia mengatakan jumlah optimal koala untuk mencegah penjelajahan yang berlebihan adalah sekitar satu ekor per hektar.

"Penjelajahan yang berlebihan merusak kesehatan pohon, yang merupakan pohon makanan mereka, dan pohon-pohon itu akhirnya mati," katanya.

"Hasilnya pada akhirnya adalah kematian pohon-pohon itu, tetapi juga berpotensi terjadi sejumlah kematian koala yang cukup parah karena tidak ada sumber makanan. Akibatnya, salah satu ancaman terbesar terhadap populasi koala di beberapa bagian dari Mount Lofty Ranges adalah populasi koala itu sendiri."

Grear mengatakan, program pengendalian kesuburan dimulai pekan ini dan bertujuan mengekang pembiakan untuk mengurangi populasi koala tanpa membahayakan hewan.

Dia menyebut staf terlatih akan menangkap koala satu per satu, menurunkan mereka dari pohon dan dipasangi implan hormon, kemudian melepaskan koala itu kembali.

"Seluruh perawatan membutuhkan waktu kurang dari 10 menit dan sudah dikembangkan untuk meminimalkan gangguan pada hewan," katanya.

Menurut dia, hasilnya adalah koala yang dipasangi implan hormon menjadi tidak subur.

"Bukti yang kami miliki dari penggunaan implan ini adalah bahwa mereka efektif baik untuk kehidupan koala maupun ketika implan dilepas, dan itu bisa bertahan lebih dari 15 tahun," katanya.

"Tetapi jika itu diperlukan dan banyak hal-hal berubah di masa depan, buktinya adalah implan dapat dilepas dan hewan akan dapat subur kembali."

Program ini mengikuti keberhasilan program yang sudah lama di Pulau Kanguru yang beroperasi selama lebih dari 20 tahun.

Diharapkan program ini akan merawat hingga 200 koala di daerah itu selama bulan Mei dan Juni.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut