Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Fakta Unik! Janice Tjen Lebih Suka Paha Ayam Ketimbang Dada
Advertisement . Scroll to see content

Keren! Ilmuwan Temukan Makanan Hibrida Baru, Daging Sapi Bisa Tumbuh dalam Beras

Sabtu, 17 Februari 2024 - 17:00:00 WIB
Keren! Ilmuwan Temukan Makanan Hibrida Baru, Daging Sapi Bisa Tumbuh dalam Beras
Penampakan nasi dari beras hibrida yang mengandung daging sapi hasil temuan para ilmuwan Korea. (Foto: Universitas Yonsei)
Advertisement . Scroll to see content

SEOUL, iNews.id – Tatkala populasi dunia terus bertambah, dampaknya terhadap lingkungan pun ikut meningkat. Salah satu yang memicu kekhwatiran banyak orang adalah produksi pangan, terutama luasnya lahan dan air yang dibutuhkan untuk budidaya ternak.

Sebagai solusinya, daging yang dibudidayakan di laboratorium pun dapat menjadi pilihan cara untuk meredakan kekhawatiran tersebut. Proses tersebut memang masih dalam tahap awal, namun cukup menjanjikan.

Belum lama ini, para ilmuwan Korea baru saja menemukan cara inovatif untuk membuatnya. Mereka menemukan makanan hibrida baru, yang terdiri atas sel-sel lemak dan otot sapi yang ditanam di dalam butiran beras.

Hasilnya menyerupai kombinasi aneh daging cincang dan nasi, butiran lengket berwarna merah muda. Namun, menurut tim yang dipimpin oleh insinyur biomolekuler Sohyeon Park dari Universitas Yonsei, bahan pangan ini kaya akan nutrisi. Meskipun produksinya membutuhkan sedikit kerja keras, kata dia, beras ini suatu hari nanti dapat mengurangi tekanan pangan.

“Bayangkan, kita mendapatkan semua nutrisi yang kita perlukan dari beras protein hasil kultur sel,” kata Park, seperti dikutip Science Alert, Kamis (15/2/2024). 

“Beras (biasa) saja sudah memiliki tingkat nutrisi yang tinggi, namun menambahkan sel dari ternak dapat meningkatkan kandungannya lebih lanjut,” tuturnya.

Beras mengandung sekitar 80 persen pati, dan 20 persen sisanya berupa protein dan nutrisi lainnya. Ini adalah makanan pokok yang sangat baik, namun para peneliti masih terus berpikir bagaimana cara untuk membuatnya lebih bernutrisi.

Dalam sistem biologis, sel memerlukan perancah yang membentuk jaringan seiring pertumbuhannya. Di laboratorium, para ilmuwan sering menggunakan matriks buatan untuk berbagai jaringan dan organ. 

Park dan rekan-rekannya berpendapat, karena beras sangat berpori, maka beras juga dapat melakukan fungsi yang sama, yaitu bertindak sebagai perancah. Dengan fungsi tersebut, sel-sel hewan yang dikembangkan di laboratorium dapat dibangun menjadi jaringan.

Pertama, para ilmuwan melapisi butiran beras dengan gelatin ikan food grade dan enzim makanan untuk membantu sel menemukan titik tumpunya dan memaksimalkan jumlah bahan seluler yang menempel dan tumbuh pada beras. Park dan kawan-kawan kemudian menyemai butiran beras dengan sel induk otot dan lemak sapi, dan membiarkannya tumbuh dalam cawan petri selama 9 hingga 11 hari.

Di akhir masa budidaya, para peneliti menguji beras tersebut untuk mempelajari struktur dan kandungan nutrisinya. Mereka menemukan bahwa beras hibrida daging sapi lebih keras dan rapuh dibandingkan dengan beras biasa.

Namun, yang lebih penting adalah, profil nutrisi beras itu telah berubah. Beras hibrida tersebut memiliki kandungan protein dan lemak yang jauh lebih tinggi, yaitu 8 persen lebih tinggi protein dan 7 persen lebih tinggi lemak dibandingkan dengan beras biasa. 

Angka tersebut mungkin memang tidak terlalu banyak, namun dengan penyesuaian, jumlahnya bisa meningkat lebih tinggi lagi. Saat ini, produksi beras daging (atau daging beras) akan lebih murah dibandingkan daging sapi per gram protein, baik dari segi emisi maupun uang yang harus dikeluarkan untuk mendapatkannya.

Produksi padi hibrida ini, menurut perhitungan tim Park, menghasilkan 6,27 kg karbon dioksida per 100 gram protein. Sementara daging sapi melepaskan 49,89 kg karbon dioksida per 100 gram protein. Adapun biaya beras hibrida di tangan konsumen adalah sekitar 15 persen dari harga daging sapi per kg.

Dan perubahan pada profil rasa nasi hasil rekayasa teknologi pangan ini juga terbilang menarik. Tim periset menemukan bahwa otot dan lemak daging sapi menambahkan senyawa bau berbeda pada nasi, yang mungkin menyenangkan untuk dicoba oleh para juru masak.

“Saya tidak mengira sel-sel tersebut akan tumbuh dengan baik di dalam beras,” kata Park. 

“Sekarang saya melihat banyak sekali kemungkinan untuk makanan hibrida berbahan dasar biji-bijian ini. Suatu hari nanti, (beras baru ini) bisa berfungsi sebagai bantuan pangan untuk mengatasi (bencana) kelaparan, ransum militer, atau bahkan makanan luar angkasa,” tuturnya.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut