ISLAMABAD, iNews.id – Kerusakan yang ditimbulkan oleh banjir parah di Pakistan diperkirakan menelan kerugian sedikitnya 10 miliar dolar AS (Rp150 triliun). Pejabat setempat pun menyerukan kepada dunia untuk turut membantu negara Asia Selatan itu mengatasi dampak perubahan iklim tersebut.
Banjir bandang parah yang disebabkan oleh hujan monsun melanda Pakistan. Bencana banjir separah itu belum pernah terjadi sebelumnya di negara berpenduduk 220 juta jiwa tersebut.
Perampokan Perhiasan Rp1,69 Triliun di Museum Louvre Ternyata Dibantu Orang Dalam
Luapan air menghanyutkan jalan-jalan, tanaman, infrastruktur, dan jembatan. Sedikitnya 1.000 orang dalam beberapa pekan terakhir. Bencana alam itu juga dan memengaruhi lebih dari 33 juta jiwa penduduk Pakistan.
“Saya pikir (dampak bencana) ini akan menjadi besar. Sejauh ini, perkiraan yang sangat awal, (kerugiannya) lebih tinggi dari 10 miliar dolar AS,” kata Menteri Perencanaan Pakistan, Ahsan Iqbal, kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
Taliban Tuding Pakistan Izinkan Drone AS Gunakan Wilayah Udara untuk Masuki Afghanistan
“Sejauh ini kami telah kehilangan 1.000 nyawa manusia. Kerusakan hampir mencapai 1 juta rumah. Orang-orang benar-benar kehilangan mata pencaharian mereka sepenuhnya,” tutur sang menteri.
Iqbal menyebut banjir baru-baru ini jauh lebih buruk daripada bencana banjir 2010 di Pakistan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan sampai menyebut banjir pada waktu itu sebagai bencana terbesar yang pernah ada.
Lagi-Lagi Bermasalah, Pesawat Boeing 737 Max Mendarat Darurat di Pakistan saat Menuju UEA
Menurut Iqbal, mungkin diperlukan waktu lima tahun untuk membangun kembali dan merehabilitasi negaranya dari dampak banjir tahun ini. Sementara dalam waktu dekat, penduduk Pakistan bakal dihadapkan dengan kekurangan pangan akut.
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku