Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mantan Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon Hee Dituntut Hukuman 15 Tahun Penjara
Advertisement . Scroll to see content

Kesal Dikirimi Ratusan Balon Kotoran, Korsel Bakal Setop Perjanjian Militer dengan Korut

Senin, 03 Juni 2024 - 14:28:00 WIB
Kesal Dikirimi Ratusan Balon Kotoran, Korsel Bakal Setop Perjanjian Militer dengan Korut
Korsel berencana keluar dari perjanjian militer dengan Korut yang diteken pada 2018 (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

SEOUL, iNews.id - Korea Selatan (Korsel) berencana keluar dari perjanjian militer dengan Korea Utara (Korut) yang diteken pada 2018. Langkah itu diambil sebagai respons atas serangan ratusan balon yang membawa sampah dan kotoran hewan sejak sepekan terakhir.

Dewan Keamanan Nasional akan membawa rencana ini dalam rapat kabinet pada Selasa besok. Usulan yang akan dibahas adalah penghentian seluruh perjanjian militer dengan Korut.

Alasan lain adalah militer Korsel harus dalam kondisi selalu siap dengan kemungkinan terburuk, termasuk perang. Dengan memiliki persiapan, maka militer akan lebih matang menghadapi segala bentuk eskalasi konflik di perbatasan.

"Ada banyak masalah (dengan terus mematuhi pakta tersebut) bagi postur kesiapan militer kita,” bunyi pernyataan Dewan Keamanan Nasional, dikutip dari Reuters.

Kedua negara meneken pakta militer pada 2018 saat Korsel di bawah pemerintahaan Presiden Moon Jae In dan Korut dipimpin Kim Jong Un. Tujuan dari kesepakatan itu adalah meredakan ketegangan di perbatasan kedua negara.

Dengan menarik diri dari perjanjian, Korsel bisa menggelar latihan perang di dekat perbatasan zona demiliterisasi.

Korut sudah lebih dulu keluar dari kesepakatan ini pada tahun lalu. Sejak itu, Korut mengerahkan pasukan dan persenjataan di pos-pos penjagaan dekat perbatasan militer.

Korut meluncurkan ratusan balon udara membawa sampah dan kotoran hewan melintasi perbatasan. Tindakan itu sebagai pembalasan atas provokasi yang dilakukan para pembelot Korut dan aktivis Korsel. Mereka rutin mengirim balon membawa pesan-pesan propaganda anti-Pyongyang, uang, makanan, obat-obatan, hingga video-video K-pop dan drama Korea.

Kampanye propaganda tersebut membuat khawatir Korut terkait dampak potensial terhadap warga yang membaca pesan-pesan itu.

Sebelum pengumuman dari Dewan Keamanan Nasional ini, pemerintah Korsel mengancam akan mengambil tindakan tegas terhadap Korut. Di antaranya adalah memasang kembali pengeras suara di perbatasan yang setiap hari mengirim pesan-pesan audio propaganda.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut