Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rusia: Pernyataan Trump soal Uji Coba Nuklir AS Sangat Jelas, Tak Ambigu
Advertisement . Scroll to see content

Ketegangan Meningkat, Rusia Tembak dan Tahan 3 Kapal Ukraina

Senin, 26 November 2018 - 07:40:00 WIB
Ketegangan Meningkat, Rusia Tembak dan Tahan 3 Kapal Ukraina
Kapal-kapal Angkatan Laut Rusia menghadang kapal-kapal Ukraina yang dituduh memasuki perairan Rusia. (Foto: Getty Images/AFP)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Ukraina meminta digelarnya pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB sekaligus menyerukan penjatuhan sanksi internasional terhadap Rusia, setelah negara itu melepaskan tembakan serta menahan tiga kapal Ukraina di perairan Semenanjung Krimea.

Insiden bermula ketika dua kapal artileri Ukraina, Berdyansk dan Nikopol, serta kapal tunda Yana Kapa tengah berlayar dari Pelabuhan Odessa di Laut Hitam menuju Mariupol di Laut Azov.

Ukraina mengklaim pihak Rusia mencoba menghadang tiga kapal itu dan menabrak kapal tunda. Ketiga kapal itu melanjutkan pelayaran ke arah Selat Kerch, namun dihadang kapal tanker.

Enam kru kapal dilaporkan mengalami luka-luka.

Rusia mengutus dua kapal tempur dan dua helikopter ke area tersebut. Kapal-kapal Ukraina dituduh memasuki perairan Rusia secara ilegal dan lalu lintas di perairan itu dihentikan untuk sementara karena alasan keamanan.

Badan Keamanan Rusia mengonfirmasi salah satu kapal patrolinya menggunakan kekerasan untuk menahan tiga kapal Ukraina. Mereka mengklaim bahwa hanya tiga kru kapal yang cedera.

Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, langsung mengadakan pertemuan darurat dengan para kabinet pertahanan untuk menanggapi insiden ini. Dunia internasionalnya segera merespons ketegangan yang kian meningkat itu.

"Uni Eropa meminta Rusia mengembalikan kebebasan bergerak di Selat Kerch dan mendesak semua pihak menahan diri," demikian pernyataan Uni Eropa, menanggapi situasi tersebut.

"NATO mendukung kedaulatan Ukraina dan kesatuan wilayahnya secara penuh, termasuk hak bernavigasi di wilayah teritorialnya. Rusia harus memastikan akses tak terhalang ke pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Azov," demikian ditegaskan NATO.

Perairan dangkal Laut Azov terletak di sebelah timur Krimea dan sebelah selatan sejumlah wilayah yang diduduki sebagian oleh kelompok separatis pro-Rusia.

Dua pelabuhan Ukraina di pesisir utara, Berdyansk and Mariupol, memainkan peranan krusial dalam mengekspor biji-bijian dan baja sekaligus mengimpor batu-bara.

Perjanjian 2003 antara Ukraina dan Rusia menjamin kebebasan berlayar bagi kapal-kapal kedua negara.

Akan tetapi, akhir-akhir ini Rusia mulai memeriksa kapal-kapal yang berlayar dari dan ke pelabuhan-pelabuhan Ukraina. Rusia beralasan pemeriksaan itu diperlukan demi keamanan, sambil merujuk pada ancaman bahaya dari kaum radikal Ukraina.

Aksi pemeriksaan itu dimulai setelah Ukraina menahan sebuah kapal nelayan dari Krimea pada Maret lalu.

Lebih dari 10.000 orang tewas di bagian timur Donetsk and Luhansk sejak kelompok-kelompok separatis angkat senjata melawan Ukraina pada April 2014.

Ukraina dan negara-negara Barat menuduh Rusia mengerahkan pasukan ke wilayah itu sekaligus mempersenjatai kelompok -kelompok separatis.

Rusia membantah hal ini dan berkilah para relawan Rusia-lah yang membantu para pemberontak.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut