Khamenei Sebut Iran Menangkan Perang, Ini Komentar Trump
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecam pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang menyebutkan negaranya-lah pemenang perang melawan Israel. Klaim itu disebut sang presiden sebagai kebohongan.
Dalam posting-an di media sosial Truth Social, Jumat (27/6/2025), Trump mengklaim telah menyelamatkan Khamenei dari pembunuhan Israel dengan menyebutnya selamat dari "kematian yang sangat buruk dan memalukan".
“Negaranya hancur, tiga fasilitas nuklirnya yang jahat dihancurkan, dan saya mengetahui pasti di mana dia berlindung dan tidak akan membiarkan Israel, atau Angkatan Bersenjata AS, yang sejauh ini terhebat dan terkuat di dunia, membunuhnya,” kata Trump, dalam posting-an.
Trump menyebut pernyataan Khamenei, disampaikan pada Kamis lalu, sebagai bentuk kemarahan, kebencian, dan rasa jijik. Oleh karena itu, lanjut Trump, AS mungkin akan membatalkan rencana untuk mencabut sanksi serta tindakan lain yang bisa memberikan peluang bagi Iran untuk pulih sepenuhnya.
Trump juga menegaskan, AS akan melanjutkan serangan ke Iran jika melanjutkan program senjata nuklirnya.
Dalam pernyataannya di X pada Kamis, Khamenei menilai bantuan AS untuk Israel tidak ada artinya dan kemenangan tetap diraih Iran.
"Selamat atas kemenangan Iran atas Amerika Serikat. Rezim AS turun langsung ke dalam perang karena merasa bahwa jika tidak, rezim Zionis akan hancur total," kata Khamenei.
Dia melanjutkan, AS telah ikut campur untuk meyelamatkan Zionis, tapi tujuannya gagal.
Menurut Khamenei, ini menunjukkan Iran berhasil memberikan tamparan keras ke wajah AS. Terlebih, Iran berhasil menyerang dan menimbulkan kerusakan parah pada Pangkalan Udara Al Udeid, Qayat, pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah.
Kemampuan Iran mengakses pusat-pusat militer AS di kawasan serta bisa melakukan tindakan kapan pun merupakan masalah besar bagi AS.
"Tindakan seperti itu bisa terulang lagi di masa mendatang. Jika terjadi agresi, musuh pasti akan membayar dengan harga mahal," ujarnya.
Editor: Anton Suhartono