Kian Bertambah, 4 Negara Ini Juga Larang Boeing 737 Max di Wilayahnya
ABU DHABI, iNews.id - Dua negara Teluk, yakni Uni Emirat Arab dan Kuwait, mengikuti jejak Oman melarang pesawat Boeing 737 Max 8 melintasi wilayah udara mereka, menyusul kecelakaan mematikan kedua yang melibatkan jenis pesawat itu dalam waktu lima bulan.
"Ini adalah tindakan pencegahan yang bertujuan melindungi keselamatan publik," demikian pernyataan Otoritas Penerbangan Sipil Umum UEA, seperti dikutip kantor berita negara, WAM, Rabu (13/3/2019).
Flydubai menyatakan sudah meng-grounded 13 pesawatnya dan akan mengoperasikan penerbangan menggunakan jet Boeing alternatif.
Kuwait juga memberlakukan hal serupa lantaran jenis pesawat itu dianggap memiliki masalah teknis.
"Kami sedang menunggu informasi dari perusahaan manufaktur yang mengonfirmasi keamanan pesawat," kata Imad Jalaoui, wakil kepala departemen keselamatan penerbangan, kepada AFP.
Uni Eropa juga termasuk di antara mereka yang melarang pesawat terlaris itu dari wilayah udaranya.
Belanda yang menjadi 'rumah' bagi bandara Amsterdam Schiphol yang sibuk, menjadi negara terbaru yang melarang pesawat Boeing 737 Max di wilayah udaranya.
"Belanda memutuskan untuk menutup wilayah udaranya untuk Boeing 737 Max", kata juru bicara kementerian infrastruktur Belanda, Roel Vincken.
Selain itu, otoritas penerbangan sipil Prancis turut menyatakan melarang pesawat serupa dari wilayah udaranya.
"Mengingat keadaan kecelakaan di Ethiopia, pihak berwenang Prancis mengambil keputusan, sebagai tindakan pencegahan, untuk melarang semua penerbangan komersial Boeing 737 Max dari, ke, atau di atas wilayah Prancis," kata otoritas DGAC.
Keputusan Prancis ini mengikuti jejak negara-negara Eropa termasuk Inggris, Jerman, dan Belanda yang sudah lebih dulu melarang Boeing 737 Max 8 di wilayah udara negara mereka.
Pada Minggu (10/3), Ethiopian Airlines 737 Max 8 jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Addis Ababa ke Nairobi, menewaskan semua 157 orang di dalamnya.
Tragedi itu terjadi setelah jet Lion Air dari jenis yang sama jatuh di Indonesia pada Oktober 2018, menewaskan 189 orang.
Editor: Nathania Riris Michico