Kiev Selidiki Dugaan Belarusia Terlibat Deportasi Paksa Anak-Anak Ukraina
KIEV, iNews.id - Ukraina menyelidiki dugaan peran Belarusia dalam pemindahan paksa anak-anak dari wilayah yang diduduki Rusia. Sebelumnya, oposisi di Belarusia mengatakan ribuan anak Ukraina dipindah paksa ke negara itu.
Informasi adanya penyelidikan itu disampaikan kantor kejaksaan agung kepada Reuters, Selasa (23/5/2023). Kantor Kejaksaan Agung, Andriy Kostin mengatakan, pihaknya telah meluncurkan proses pidana terhadap pemindahan paksa/deportasi lebih dari 19.000 anak dari wilayah pendudukan Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson, dan Kharkiv ke Belarusia.
"Dugaan anak-anak dari wilayah Ukraina yang diduduki dibawa sementara ke apa yang disebut 'kamp rekreasi' di Belarus saat ini sedang diselidiki dalam proses pidana," katanya.
Sebelumnya, oposisi Belarusia mengatakan, 2.150 anak Ukraina, termasuk anak yatim piatu berusia 6-15 tahun dibawa ke apa yang disebut kamp rekreasi dan sanatorium di wilayah Belarusia.
Manajemen Anti-Krisis Nasional, kelompok penentang politik pemerintahan Presiden Alexander Lukashenko dalam laporan awalnya mengatakan, anak-anak itu dibawa ke setidaknya tiga lokasi di Belarusia.
Yulia Ioffe, asisten profesor di University College London dan spesialis hukum hak anak mengatakan, jika terbukti, Belarusia sangat mungkin melanggar Konvensi Hak Anak.
"Tindakan Belarusia juga dapat dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan 'deportasi pemindahan paksa penduduk' di bawah Statuta Roma ICC, asalkan ada cukup bukti pemindahan paksa yang tersebar luas atau sistematis," kata Ioffe.
Dia menambahkan, Belarusia dalam hal apa pun tidak dapat dianggap sebagai negara netral. Anak-anak tidak dapat dievakuasi secara legal karena tidak ada indikasi bahwa Ukraina telah memberikan persetujuan.
Laporan dari oposisi Belarusia menegaskan anak-anak Ukraina dibawa ke Sanatorium Pasir Emas Belarusia di wilayah Gomel, Sanatorium Ostroshitsky Gorodok dan kamp Dubrava di wilayah Minsk.
"Pemindahan anak-anak ke Belarusia adalah ilegal dan melanggar Konvensi Jenewa dan undang-undang ICC," tulis laporan itu.
Kelompok pertama yang terdiri atas sekitar 350 anak tiba dari wilayah Donetsk yang diduduki pada 5 dan 6 September. Kelompok kedua dan ketiga tiba pada akhir September dan pertengahan Oktober. Pemindahan tambahan dilakukan pada bulan April dan Mei tahun ini.
Anak-anak itu dibawa dengan bus ke Rusia dari wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia. Mereka dibawa ke Belarusia dengan kereta api.
"Lukashenko secara pribadi memerintahkan pemindahan anak yatim piatu ke Belarusia dan memfasilitasi kedatangan mereka dengan dukungan keuangan dan organisasi," tulis laporan itu.
Pada bulan Maret, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan ombudsmannya untuk hak-hak anak, Maria Lvova-Belova, atas dua tuduhan kejahatan perang karena memindahkan ratusan anak Ukraina ke Rusia.
Editor: Umaya Khusniah