Kim Jong Un Pantau Uji Coba Rudal Korut Terbaru, Sebut Wilayahnya Diusik Korsel

SEOUL, iNews.id - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memantau langsung uji coba rudal darat-laut terbaru pada Rabu (13/2/2024). Dia juga mengunjungi pabrik amunisi Korut untuk memberikan beberapa arahan.

Korut menembakkan beberapa rudal jelajah di lepas pantai timurnya kemarin, uji coba terbaru sejak vakum beberapa pekan terakhir.

Baca Juga

Zionis Merespons Niat Turki Tangkap Netanyahu: Israel Kuat dan Tak Kenal Takut!

Pada kesempatan itu, Kim mengatakan Korea Selatan (Korsel) telah melanggar kedaulatan negaranya dengan memaksakan Garis Batas Utara (NLL), batas laut yang membagi dua Korea. Dia kemudian memerintahkan militernya untuk meningkatkan kesiagaan di perairan utara Pulau Yeonpyeong serta sebelah barat semenanjung Korea, terutama wilayah NLL.

“Tidak penting berapa banyak batas yang ada di Laut Barat Korea... ketika musuh menyusup ke perbatasan laut yang kita akui. Kita akan menganggapnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan DPRK dan provokasi bersenjata terhadap Korea Utara," kata Kim, sebagaimana diberitakan kantor berita KCNA, Kamis (15/2/2024).

Baca Juga

Makin Panas! Korut Hentikan Semua Kerja Sama Ekonomi dengan Korsel

Sementara itu rudal jelajah baru yang diuji itu diberi nama Padasuri-6 atau Elang Laut-6. Rudal melintas di atas laut dan menghantam target yang dituju.

Kim juga mengunjungi pabrik amunisi serta mendalami modernisasi produksi. Pada kesempatan itu dia menekankan pentingnya peran pabrik amunisi dalam memperkuat angkatan bersenjata Korut.

Baca Juga

Lagi! Korut Tembakkan Sejumlah Rudal Jelajah di Lepas Pantai Barat

Kim juga menegaskan pentingnya peningkatan kualitas amunisi maupun kuantitas produksi karena sangat diperlukan dalam situasi saat ini.

Kunjungan Kim ke pabrik amunisi tersebut berlangsung di tengah tuduhan Amerika Serikat dan sekutunya bahwa Korut menjual persenjataan ke Rusia. Gedung Putih bulan lalu menyatakan, Rusia baru-baru ini menggunakan rudal balistik jarak pendek (SRBM) dari Korut untuk menyerang Ukraina.

Editor: Anton Suhartono