Kisah Dokter Muda India Harus Putuskan Pasien Covid yang Diselamatkan dan Tidak
NEW DELHI, iNews.id - Dokter di India dihadapkan pada pilihan sangat sulit, yakni menentukan siapa pasien Covid-19 yang diselamatkan dan dibiarkan menemui ajal. Mereka tak punya pilihan di tengah banyak keterbatasan layanan kesehatan akibat lonjakan kasus infeksi.
Pengalaman itu diceritakan Rohan Aggarwal, dokter berusia 26 tahun. Dia bahkan harus mengundur waktu studinya sampai tahun depan karena diterjunkan menangani pasien.
Di usia yang masih tergolong sangat muda, Aggarwal harus membuat keputusan penting. Tak jarang dia menghadapi desakan dari keluarga pasien yang memohon belas kasih.
Bahkan Aggarwal harus bekerja ekstra, pada satu kesempatan dia bahkan bekerja selama 27 jam karena tanggung jawab yang diembannya di instalasi gawat darurat Rumah Sakit Holy Family di Ibu Kota New Delhi.
Rumah sakit sudah kelebihan beban, tak ada lagi ruang perawatan tersisa, termasuk oksigen. Banyak pasien antre di parkiran RS untuk menunggu giliran mendapatkan tempat tidur perawatan.
"Siapa yang akan diselamatkan, siapa yang tidak, ditentukan oleh Tuhan. Kami tidak diciptakan untuk ini, kami hanya manusia. Tapi pada saat ini, kami dihadapkan pada pilihan untuk menentukannya," kata Aggarwal, dikutip dari Reuters, Rabu (5/5/2021).
India telah mencapai rekor global dengan mencatat lebih dari 300.000 kasus harian selama hampir 2 pekan terakhir.
Para penderita tak hanya meninggal ketika berada di rumah sakit, namun juga dihalaman parkir, mobil bahkan jalanan saat menunggu di antrean.
Di RS tempat Aggarwal bekerja, fasilitas dibuat untuk menampung sebanyak-banyaknya pasien sehingga tak nyaman. IGD menjadi semakin sempit.
Pasien memadati setiap ruang yang tersedia, banyak yang tidak mengenakan alat pelindung diri (APD) kecuali masker sederhana. Bahkan dokter dan perawat juga tidak mengenakan APD karena menyulitkan dalam bekerja.
Bahkan ada pasien terbaring di tempat sampah dikelilingi limbah medis.
RS Holy Family merupakan salah satu rumah sakit terbaik di India. Dalam kondisi normal, pasiennya datang dari seluruh dunia. Namun kini terkesan seperti kumuh. Rumah sakit yang biasanya menampung 275 orang dewasa, saat ini merawat 385 pasien.
Editor: Anton Suhartono