Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Profil James D Watson, Ilmuwan Penemu Struktur DNA yang Sempat Diboikot Lembaga Riset
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Jatuhnya Pesawat Pengebom AS B-52, 2 Bom Nuklir Hantam Tanah

Rabu, 10 Agustus 2022 - 21:47:00 WIB
Kisah Jatuhnya Pesawat Pengebom AS B-52, 2 Bom Nuklir Hantam Tanah
Bom nuklir Mark 2 menghujam tanah (Foto: Standford.edu)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pesawat pengebom Amerika Serikat (AS) B-52 Stratofortress pernah mengalami kecelakaan saat membawa bom nuklir. Peristiwa itu terjadi pada Januari 1961 di Kota Goldsboro, Carolina Utara. 

Saat itu pesawat membawa dua bom nuklir Mark 39 yang tiba-tiba mengalami permasalahan saat mengisi bahan bakar di udara. Bom tersebut diperkirakan mempunyai kekuatan 200-300 kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Beruntung, kedua bom tidak meledak meski menghujam tanah.

Saat kejadian, komandan pesawat, Walter S Tulloch, memerintahkan kru untuk melontarkan diri dari ketinggian 9.000 kaki. Lima prajurit berhasil keluar dan mendarat dengan selamat, sementara dua orang tewas.

Diketahui, pesawat B-52 yang berbasis di Pangkalan Angkatan Udara Seymour Johnson di Goldsboro itu sedang dalam misi peringatan 4 jam Operation Coverall di pesisir Atlantik. Operasi tersebut adalah bagian dari program Perang Dingin yang disebut Single Integrated Operational Plan (SIOP) I. 

Pada tengah malam 24 Januari 1961, pesawat pengebom hendak mengisi bahan bakar di pesawat tanker. Ketika proses penyambungan, kru pesawat tanker memberi tahu komandan pesawat B-52 bahwa pesawatnya mengalami kebocoran di sayap bagian kanan. 

Akibatnya pesawat kehilangan bahan bakar sebanyak 5.400 galon dalam waktu 3 menit. Mengetahui kondisi darurat, komandan memerintahkan para kru berbalik ke  bangku dan melakukan pendaratan darurat. Namun sayang, sebelum pendaratan darurat, sayap ring putus, diikuti bagian ekor pesawat pengebom. Pesawat tersebut pun jatuh. 

Salah satu bom Mark 39 berhasil terbuka parasutnya sehingga bisa mendarat utuh, meskipun tersangkut di pohon. Pin pengaman mencegahnya untuk meledak. Sementara satu bom lainnya, dengan parasut yang belum terbuka, terjun bebas menghantam tanah. 
Departemen Pertahanan AS (Pentagon) menyatakan tidak ada bom yang meledak karena mekanisme persenjataan yang belum diaktifkan. 

Bom tersebut mempunyai berat 5 ton dengan daya ledak mencapai 3,8 megaton. Sebagai perbandingan, bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki memiliki daya ledak sekitar 0,01 serta 0,02 megaton. Disinyalir, salah satu dari bom Mark 39 ini memancarkan radiasi termal hingga radius 15 mil. Apabila menggunakan jumlah populasi di Carolina Utara pada 1961, jika satu bom saja meledak, diperkirakan 28.000 orang akan tewas.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut