Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Gempa Bumi Bermagnitudo 6,0 Guncang Xinjiang China
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Li Wenliang, Dokter Whistleblower Virus Korona yang Meninggal akibat Terinfeksi

Jumat, 07 Februari 2020 - 13:11:00 WIB
Kisah Li Wenliang, Dokter Whistleblower Virus Korona yang Meninggal akibat Terinfeksi
Li Wenliang (Foto: Weibo)
Advertisement . Scroll to see content

BEIJING, iNews.id - Dokter Li Wenliang dikenang sebagai sosok pahlawan melawan virus korona di akhir hayatnya. Dia termasuk orang pertama di China yang memperingatkan ancaman virus korona setelah mendapati seorang pasien yang mengalami gejala mirip sindrom pernapasan akut SARS pada 2002-2003.

Li dinyatakan meninggal oleh Rumah Sakit Pusat Wuhan melalui posting-an di akun Weibo pada Jumat (7/2/2020) pukul 02.58 waktu setempat.

Menurut laporan Caixin Global, sebagaimana dilaporkan kembali The Straits Times, presedur darurat extracorporeal membrane oxygenation (ECMO), yakni memutar darah melalui paru-paru buatan, dilakukan pada Li pada Kamis (6/2/2020) sekitar pukul 21.00. Namun upaya itu juga tak membuahkan hasil.

Pada pukul 22.00 beredar kabar bahwa Li meninggal, namun rumah sakit menegaskan bahwa upaya penyelamatan masih berlangsung.

Selepas tengah malam, seorang perawat rumah sakit mengatakan bahwa Li sudah tak mungkin diselamatkan.

Melakui akun media sosial Weibo, Li mengaku telah didiagnosis terinfeksi virus korona akibat tertular dari pasien.

Saat itu dia menegaskan akan kembali bekerja setelah pulih. Namun pada Rabu (5/2/2020), kondisinya malah memburuk.

"Saya merasa tidak enak badan beberapa hari terakhir. Semakin sulit bernapas," kata Li kepada Caixin, melalui apilikasi pesan singkat WeChat.

Nama Li menjadi perhatian nasional setelah Pengadilan Tinggi China pada 28 Januari 2019 mengkritik kepolisian Wuhan yang memproses Li dan delapan orang karena menyebarkan rumor tentang virus mirip SARS pada akhir Desember 2019.

Komentar di akun media sosial Mahkamah Agung China mengungkap, delapan warga Wuhan itu seharusnya tidak dihukum karena mereka tidak sepenuhnya bersalah.

"Beruntung jika masyarakat percaya pada rumor saat itu dan mulai memakai masker dan melakukan tindakan sanitasi serta menghindari pasar hewan liar," demikian isi komentar.

Semua berawal pada 30 Desember, Li mengirim pesan melalui grup WeChat alumni sekolah kedokteran memperingatkan bahwa departemen oftalmologi rumah sakitnya mendapati tujuh pasien yang didiagnosis mengalami gejala seperti SARS. Ketujuh orang itu mengaku baru berpergian ke pasar sea food di Wuhan.

Pesan itu pun bocor lalu Li dipanggil oleh rumah sakit untuk dimintai keterangan. Pada 3 Januari, dia dipanggil oleh kepolisian setempat karena diduga menyebarkan rumor melalui online dan mengganggu ketertiban sosial.

Li sempat khawatir rumah sakit akan menghukumnya karena tuduhan menyebarkan rumot. namun dia merasa lega setelah Pengadilan Tinggi justru mengkritik polisi.

"Saya pikir seharusnya ada lebih dari satu suara di masyarakat dan saya tidak setuju menggunakan kekuatan publik untuk campur tangan berlebihan," kata Li.

Beberapa hari setelah panggilan polisi, Li merawat seorang pasien yang awalnya didiagnosis mengalami glaukoma, namun kemudian mengalami demam. Hasil pemeriksaan lanjutan menunjukkan dia positif terinfeksi virus.

Pada 12 Januari, Li merasa tidak enak badan dan dicurigai tertular virus. Dia pun dipindah ke bangsal isolasi. Tak hanya itu, orangtuanya juga terinfeksi dan dirawat di rumah sakit.

Pada 30 Januari, Li mengatakan hasil tesnya negatif, namun dia tetap diisolasi. Namun kondisi itu tak membuatnya berhenti untuk membantu memerangi virus.

"Lebih penting bagi orang untuk mengetahui kebenaran. Keadilan tak penting bagi saya," tuturnya.

Dia pun dinyatakan positif terinfeksi pada 1 Februari 2020 dan sejak itu kondisinya memburuk, meski masih beberapa kali mengunggah pesan di Weibo. Setelah 5 Februari, dia drop hingga menyatakan meninggal.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut