Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Xi Jinping Peringatkan Trump: Taiwan Harus Kembali ke Pangkuan China!
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Pasutri Beli Rumah Angker Tempat Pembunuhan Berantai, Para Korban Dikubur di Halaman

Kamis, 18 Agustus 2022 - 15:19:00 WIB
Kisah Pasutri Beli Rumah Angker Tempat Pembunuhan Berantai, Para Korban Dikubur di Halaman
Rumah Tom William dan Barbara Holms (Foto: Barbara Holms)
Advertisement . Scroll to see content

SACRAMENTO, iNews.id - Publik Amerika Serikat (AS) pernah dibuat heboh dengan kasus pembunuhan berantai pada 1980-an. Kejahatan ini melibatkan seorang perempuan bernama Dorothea Puente dengan para korbannya yakni kelompok rentan.

Puente merupakan pemilik kos di Sacramento, California, yang pelanggannya antara lain tunawisma dan penderita gangguan kejiwaan. Dia membunuh beberapa pelanggan kemudian memakamkan di halaman belakang rumah. Setelah itu Puente mencairkan cek jaminan sosial para korban. Kasus pembunuhan ini kemudian tertangkap dan Puente dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Tom William (71), seorang pembeli rumah mengungkapkan pengalaman memutuskan untuk membeli dan tinggal di tempat horor tersebut. Dia sudah mengetahui soal pembunuhan yang dilakukan Puente sebelum meneken kontrak pembelian rumah.

"Saya ingat pernah mendengar tentang kasusnya di berita ketika saya berusia 30-an," ujar William, dikutip dari Newsweek.

William pertama kali menikah pada 1972. Setelah istri pertamanya meninggal, dia menikah dengan perempuan bernama Barbara Holms (71) kemudian memulai usaha toko buku.

"Kami menikah pada 2005 dan memutuskan untuk pindah dari San Francisco Bay Area ke Georgetown, kota kecil di pegunungan California, dan membuka toko buku di kota terdekat, Placerville. Kami menjalankan bisnis toko selama 5 tahun," ujarnya.

Setelah toko tutup, dia dan keluarga pindah ke perkotaan yang lebih padat, pada 2010, yakni Sacramento. Di sana dia mencari rumah yang lebih besar karena juga membawa serta ibu mertua.

"Kami sedang mencari rumah sangat murah dan telah mendatangi banyak properti sebelum menemukan 1426 F Street," tuturnya.

Belum berjodoh dengan properti yang pertama, rumah di sebelahnya justru yang menarik perhatian William.

"Kami melihat rumah serupa di samping yang ada tanda dijual. Makelar kami masih baru, dia masih muda dan tidak tahu apa-apa tentang sejarah rumah itu. Kami meminta untuk melihat ke dalam, jadi dia pergi untuk mengatur pertemuan," ujarnya.

Dalam perjalanan pulang, William melakukan riset online hingga menemukan artikel kasus pembunuhan di rumah itu. Bukan apa-apa, dai sudah curiga mengapa rumah sebesar itu dijual dengan harga miring. Namun artikel itu justru memacu dirinya untuk cepat-cepat membelinnya.

"Ketika kami mendapati kejahatan terjadi di rumah itu, saya menjadi bersemangat. Sebagai penggemar sejati buku kriminal, hal semacam ini menarik minat saya. Saya langsung ingin tinggal di rumah itu," katanya.

Barbara pun berpikir yang sama, mengenyampingkan masa lalu rumah itu dan mementingkan kebutuhan. 

"Ini adalah rumah dupleks dengan unit lantai atas dan bawah, sehingga bisa menampung ibunya. Harganya murah: 226.000 dolar AS. Beberapa tahun sebelumnya harganya mencapai 560.000 dolar. Kami tidak pernah takut tentang pembunuhan itu, tidak sedikit pun. Ibu Barbara juga tidak, sama sekali tidak mengganggunya. Dia selalu bercanda, kalau saya meninggal, makamkan saya di halaman belakang," kata William.

Dia melanjutkan, saat membeli rumah banyak bagian yang sudah direnovasi, namun lantainya masih asli. Puente tinggal di lantai atas dan kamar tidurnya digunakan sebagai kamar tamu. Justru kamar tidur William dan Barbara adalah ruangan yang sebelumnya digunakan untuk menaruh mayat korban Puente. Saat itu fungsinya adalah gudang.

Satu-satunya bagian yang masih dipertahankan adalah tangga. Puente biasa menyeret mayat dari lantai atas ke bawah menuju halaman dari tangga itu.

Meski demikian selama tinggal di rumah itu, William dan keluarganya tak merasakan keanehan.

Semua tetangga Puente sudah pindah saat William menempati rumah itu. Namun ada satu keluarga yang tinggal tak jauh dari lokasi dan bercerita kepadanya mengenai Puente.

"Dia mengisahkan, saat duduk di teras pernah melihat Puente berjalan melintas. Wajah Puente diperban dan mengatakan baru menjalani operasi pengangkatan tumor otak. Namun, ternyata dia melakukan operasi plastik menggunakan uang yang dicuri dari para korbannya," kata William.

Puente adalah karakter yang jahat. Dia tahu bagaimana mengelabui orang, bahkan polisi. 

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Related News

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut