Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Megawati Tegaskan Palestina Harus Merdeka, Tak Boleh Ada Tawar-menawar
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Pembelotan Pilot Jet Tempur Israel, Ajak Teman-temannya Tolak Serang Gaza

Senin, 24 Mei 2021 - 14:27:00 WIB
Kisah Pembelotan Pilot Jet Tempur Israel, Ajak Teman-temannya Tolak Serang Gaza
Seorang mantan pilot jet tempur Israel sebut negaranya organisasi teroris (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

ANKARA, iNews.id - Pertempuran terbaru Israel dengan para pejuang Gaza pada 10 Mei menggugah seorang mantan pilot jet tempur angkatan udara Zionis bicara. 

Dalam wawancara dengan kantor berita Turki Anadolu, pria bernama Yonatan Shapira itu mengecam habis-habisan pemerintahnya yang kembali menyerang Gaza, wilayah di Palestina berpenduduk 2 juta jiwa yang sejak 2007 berada dalam blokade.

Dia mengundurkan diri dari tentara Israel pada 2003 saat puncak Intifadah (gerakan perlawanan Palestina) Kedua.

Shapira menggambarkan pemerintah dan tentara Israel sebagai organisasi teroris yang melakukan kriminal. Dia menyadari kondisi itu setelah lama bergabung dalam militer. Misi yang dijalankan militer tak sejalan dengan hati nuraninya sehingga memutuskan keluar.

"Saya menyadari selama Intifada Kedua apa yang dilakukan Angkatan Udara Israel dan militer Israel adalah kejahatan perang, meneror jutaan penduduk Palestina," ujarnya.

Dia bahkan tidak sekadar keluar dari militer, namun mengajak pilot AU Israel lain untuk ikut serta dalam kejahatan ini. Sejak keluar dari militer, Shapira meluncurkan kampanye yang mendorong tentara lain untuk tidak mematuhi perintah menyerang warga Palestina. Kampanyenya berbuah hasil, sejak 2003 ada 27 pilot Israel yang diberhentikan dari Angkatan Udara.

Lebih lanjut dia menyinggung soal pendidikan di Israel, sejak dini anak-anak ditanamkan nilai-nilai Zionisme yang sangat kental.

"Sebagai seorang anak yang tinggal di Israel, Anda dibesarkan dalam pendidikan militeristik Zionis sangat kuat. Anda hampir tidak tahu apa-apa tentang Palestina, Anda tidak tahu tentang Nakba 1948, Anda tidak tahu tentang penindasan yang sedang berlangsung," ujarnya.

Perang 11 hari Israel dan pejuang Gaza telah menewaskan sedikitnya 279 warga Gaza, termasuk 66 anak-anak. Ribuan rumah hancur menyebabkan lebih dari 52.000 warga Gaza kehilangan tempat tinggal.

Konflik terbaru ini dipicu serangan pasukan Israel ke Masjid Al Aqsa pada akhir Ramadan serta rencana pemerinahan Zionis menggusur permukiman warga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah. 

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut