Kisah Pemburu Harta Karun Temple Twelve, Cari Tumpukan Emas dan Permata Rp292 Triliun
LONDON, iNews.id - Para pemburu harta karun Temple Twelve belum menyerah mencari peninggalan terbesar di dunia yang nilainya ditaksir mencapai 15 miliar poundsterling atau sekitar Rp292 triliun.
Tim tersebut mencari 'Timbunan Lemminkainen' di Finlandia sejak 1987 yang dipercaya terdiri atas emas, permata, dan artefak. Jika ditemukan Lemminkainen merupakan harta karun terbesar dan bernilai paling tinggi di dunia.
Mereka mengorbankan waktu libur musim panas selama 6 jam setiap hari dan 7 hari setiap minggu untuk menemukannya. Timbunan ini diperkiraan mengandung 50.000 batu permata termasuk batu ruby, safir, emerald, dan diamond.
Sebanyak 1.000 artefak dari ratusan tahun lalu juga diperkirakan menjadi bagian dari timbunan tersebut, bersamaan dengan bongkahan emas 18 karat.
Anggota Temple Twelve berasal dari seluruh dunia, di antaranya Rusia, Australia, Amerika Serikat, Swedia, Norwegia, Jerman, dan Belanda.
Pemimpin tim pemburu Lemminkainen, Hoard Carl Borgen, menceritakan kehidupan anggotanya dalam buku berjudul 'Temporarily Insane'.
"Saya memahami ada kemajuan signifikan dan para kru merasa sangat bersemangat untuk beberapa bulan mendatang,” kata pria 60 tahun itu, dikutip dari Mirror, Rabu (3/11/2021).
Harta karun yang mereka cari ini diyakini berada di sebuah kuil bawah tanah Sipo, Finlandia. Di dalam kuil tersebut terdapat jalan kecil dengan ruangan sempit di mana harta tersebut dikumpulkan dari generasi ke generasi.
Eksplorasi Lemminkainen tak terhitung jumlahnya dilakukan selama 30 tahun terakhir melibatkan lebih dari 100 pemburu profesional dari seluruh dunia. Setelah semua percobaan itu Temple Twelve diyakini hanya berjarak beberapa meter dari harta karun itu dan diperkiraan saat musim panas mendatang bisa menemukannya.
Tim memulai pekerjaan penggalian pada 1987, terdiri dari 24 orang, yakni masing-masing 12 laki-laki dan 12 perempuan. Namun dari jumlah itu hanya dari dua pendiri yang bertahan sampai saat ini, sisanya merupakan anggota baru.
Editor: Anton Suhartono