Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Perjalanan Kapal Terakhir Pengangkut Budak ke Amerika

Sabtu, 06 Agustus 2022 - 10:00:00 WIB
Kisah Perjalanan Kapal Terakhir Pengangkut Budak ke Amerika
Clotilda, kapal terakhir pengangkut budak yang sampai ke daratan Amerika (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

MONTGOMERY, iNews.id - Jejak perbudakan di Amerika Serikat (AS) salah satunya terungkap dari penemuan bangkai kapal Clotilda yang berlayar 160 tahun silam. Clotilda merupakan kapal terakhir pengangkut budak yang berhasil mencapai daratan Amerika setelah melakukan pelayaran penuh tantangan dari Afrika.

Para budak itu mampu bertahan di Amerika Serikat (AS) bahkan membentuk kehidupan baru di sebuah desa kecil yang didirikan para penyintas. Kisah perjalanan dan kehidupan anak keturunan mereka diangkat dalam laporan BBC Travel.

Pimpinan Asosiasi Keturunan Clotilda Darron Patterson mengisahkan, pelayaran itu penuh risiko dan terbukti banyak kapal yang karam.

"Sungguh gila berpikir mereka akan berlayar melewati daerah ini," kata Patterson, kepada BBC Travel.

Dia adalah cicit dari Kupollee, yang kemudian berganti nama menjadi Pollee Allen. Kupollee merupakan salah satu dari 110 laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang sempat disekap dari Benin di Afrika Barat, lalu dibawa ke AS.

Pada 1860 atau sekitar 52 tahun setelah pemerintah AS melarang pengiriman budak, seorang pebisnis dari Alabama, Timothy Meaher, mengatur pengangkutan orang Afrika. Orang-orang Afrika itu diculik lalu dibawa berlayar, sembari tentunya berusaha menghindari razia penangkapan.

Upaya Meaher berhasil. Dia dibantu kapten William Foster menggunakan kapal layar setinggi 24 meter untuk membawa para budak. Kapal itu mengarungi Samudera Atlantik selama 6 pekan, menyelinap masuk AS melalui Teluk Mobile pada 9 Juli 1860 di bawah selubung kegelapan.

Untuk menyembunyikan bukti kejahatan, kapal yang terbuat dari bingkai kayu ek putih serta papan pinus kuning itu dibakar kemudian ditenggelamkan ke Sungai Mobile. Fakta itu terungkap 160 tahun kemudian. Saat sungai surut, seorang wartawan lokal Ben Raines menemukan bangkai kapal karam besar dan megah.

Penemuan itu memicu penelitian ekstensif yang melibatkan banyak pihak, termasuk Komisi Sejarah Alabama, National Geographic Society, Search Inc, dan The Slave Wrecks Project. Setelah melewati berbagai upaya melelahkan, pada Mei 2019 diumumkan bangkai kapal Clotilda ditemukan.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut