Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kereta Penumpang Tabrak Kereta Barang, 11 Orang Tewas
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Pilu Lockdown di India, Warga Jalan Kaki Ratusan Km hingga Disiram Air Keras

Selasa, 14 April 2020 - 13:29:00 WIB
Kisah Pilu Lockdown di India, Warga Jalan Kaki Ratusan Km hingga Disiram Air Keras
Lockdown di India menyebabkan jutaan warga kehilangan penghasilan harian (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

NEW DELHI, iNews.id - Pemerintah India resmi memperpanjang lockdown hingga 3 Mei 2020 untuk menekan penyebaran virus corona.

Lockdown periode pertama dimulai 25 Maret 2020 dan berlangsung selama 3 pekan atau akan berakhir pada Selasa (14/4/020) tengah malam.

Perdana Menteri Narendra Modi, seperti dikutip dari AFP, mengatakan, perpanjang lockdown tak bisa dihindari meskipun negara harus membayar mahal secara ekonomi. Jutaan warga kehilangan pekerjaan atau tak mendapat penghasilan selama penguncian.

Lockdown nasional jelas sangat memukul perekonomian warga. Pembatasan akvititas yang ketat tak memungkinkan adanya perdagangan di jalan-jalan maupun industri.

Akibatnya, jutaan orang yang mengandalkan upah harian kehilangan pemasukan. Mereka pun terpaksa pulang kampung menempuh perjalanan ratusan kilometer, seringkali dilakukan dengan berjalan kaki. Selain karena keterbatasan transportasi, mereka tak punya uang.

Kabar yang memilukan, beberapa orang yang eksodus dari kota ke desa meninggal di perjalanan karena tak kuat.

Penderitaan mereka belum usai. Sekalipun sampai ke kampung halaman, mereka menghadapi kenyataan pahit yakni ditolak masuk oleh warga karena khawatir membawa virus corona.

Dalam video viral yang beredar baru-baru ini, sekelompok pekerja migran disiram menggunakan cairan kimia air keras oleh penduduk setempat.

Dalam kasus lain, para petani mengeluhkan kurangnya pekerja untuk memanen tanaman dan ribuan truk yang mengangkut kebutuhan pokok tidak diizinkan melanjutkan perjalanan. Kondisi ini menghambat pasokan bahan makanan.

Saat ini, pertanian, yang merupakan basis perekonomian India, menghadapi masa panen terpenting. Hasil panen bisa menghidupi warga desa selama berbulan-bulan.

Gubernur Bank of India Shaktikanta Das menyebut, virus corona bisa mendatangkan malapetaka bagi pereekonomian negara.

Asosiasi restoran nasional, yang memiliki 7 juta pekerja, memperingatkan akan ada kerusuhan sosial jika tidak mendapat bantuan keuangan.

Bahkan sebelum pandemi, perekonomian India sudah terpukul dengan pengangguran tertinggi selama puluhan tahun.

India sejauh ini mengonfirmasi sekitar 10.000 kasus virus corona, sebanyak 339 di antaranya meninggal. Dari data, kasus Covid-19 di negara itu memang tak besar jika dibandingkan dengan jumlah penduduk serta negara lain yang lebih maju perekonomiannya.

Namun pemerintah harus mengantisipasi sedini mungkin. Jika wabah virus corona berlangsung masif seperti terjadi di Eropa dan Amerika Serikat, pemerintah akan kesulitan menangani korban terkait keterbatasan peralatan dan infrastruktur.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut