Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Densus 88 Ungkap 1 dari 5 Tersangka Perekrut Anak ke Kelompok Teroris Terafiliasi ISIS
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Pilu Perempuan Irak yang Setiap Hari 'Berperang' Merawat 22 Cucu

Selasa, 28 Agustus 2018 - 15:10:00 WIB
Kisah Pilu Perempuan Irak yang Setiap Hari 'Berperang' Merawat 22 Cucu
Sana Ibrahim, perempuan 61 tahun yang harus berjuang menghidupi 22 cucunya setiap hari. (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

MOSUL, iNews.id - Lebih dari setahun sejak pengusiran ISIS di Irak dan Suriah dari Mosul, namun Sana Ibrahim masih harus 'berperang' merawat 22 cucunya sehari-hari.

Dilaporkan AFP, perempuan 61 tahun itu kehilangan lima anggota keluarga selama pendudukan ISIS di Irak.

Mengenakan jubah hitam panjang, hari-hari Sana seperti tidak pernah berakhir. Dia dikelilingi oleh anak-anak, dari gadis dengan rambut dikuncir hingga bocah laki-laki dengan kaos warna-warni.

 Sana Ibrahim bersama sembilan cucunya. (Foto: AFP)

Yang termuda di antara mereka berusia dua tahun dan yang tertua 16 tahun.

Sana juga merawat suaminya yang berumur 71 tahun, Mowafaq Hamid, yang menderita penyakit Alzheimer. Tantangan terbesar Sana adalah mendapat makanan yang cukup untuk seluruh isi rumah yang berjumlah 32 orang.

Selama tiga tahun pendudukan ISIS di Mosul, anak-anak Sana, yakni Fares dan Ghazwan, diculik oleh ISIS bersama dengan menantunya, Massud. Ketiganya merupakan anggota pasukan keamanan dan dianggap 'murtad' oleh ISIS.

Menurut Sana, ISIS kemungkinan besar sudah membunuh mereka. Namun dia masih berharap menemukan mayat mereka suatu hari nanti.

 Enam cucu Sana Ibrahim saat makan bersama dari satu piring nasi dan satu piring lauk. (Foto: AFP)

Sepanjang pendudukan ISIS, ratusan tentara pemerintah dan polisi diculik dan dieksekusi oleh militan. Mayat mereka dibuang di kuburan massal di sekitar kota di utara.

Pada 2016, pasukan Irak melancarkan serangan untuk merebut kembali Mosul, yang memicu pertempuran selama berbulan-bulan di jantung kota. Perang memuncak saat pengusiran ISIS pada Juli 2017.

Dua anak Sana yang lain terbunuh dalam pertempuran. Distrik bersejarah di sebelah barat Mosul juga hancur.

Sana dan keluarganya harus berebut mencari tempat baru untuk hidup setelah rumah mereka hancur.

Mereka pindah ke bagian timur kota, membayar 500.000 dinar atau sekitar Rp6 juta sebulan untuk menyewa sebuah rumah seluas 150 meter persegi.

Membayar sewa merupakan perjuangan bagi Sana, sebab empat anaknya yang masih hidup semuanya menganggur.

Sana Ibrahim saat memeluk cucu-cucunya. (Foto: AFP)

"Kami hidup, berkat sumbangan jiwa-jiwa yang beramal di Mosul. Tanpa mereka, kami sudah mati karena kelaparan dan sakit," katanya.

Saat kunjungan AFP, salah satu donatur muncul, membawa tas-tas pakaian, dan makanan. Pegawai negeri itu mengaku menyumbangkan sebagian dari gaji bulanan serta gaji putranya untuk membantu keluarga yang kesulitan.

Dia bukan satu-satunya orang yang membantu, kata Sana, yang juga memiliki kelumpuhan pita suara.

Dia menunggu untuk mendengar apakah pemerintah akan memberikan pensiunan sebesar 500.000 dinar sebulan untuk anak-anaknya, yang bekerja di militer dan polisi.

"Saya berharap pihak berwenang akan memberikan uang pensiun dan perumahan bagi anak-anak yatim karena saya tidak akan hidup selama 100 tahun," katanya.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut