Kisenosato, Juara Sumo Terakhir Asal Jepang Pensiun
TOKYO, iNews.id - Kisenosato, pemegang predikat grand champion sumo yang juga merupakan satu-satunya pesumo Jepang di liga teratas olahraga itu, mengumumkan pensiun, Rabu (16/1/2019).
Pengunduran diri ini diumumkan setelah Kisenosato kalah tiga kali berturut-turut dalam turnamen papan atas New Year Grand Sumo.
Sebelumnya, turnamen ini disebut sebagai wadah bagi Kisenosato untuk menyelamatkan kariernya. Namun, kalah di tiga hari pertama pertandingan meruntuhkan segala harapan tersebut.
"Saya merasa bahwa saya melakukan semua yang saya bisa," kata Kisenosato, sambil meneteskan air mata saat konferensi pers, seperti dilaporkan BBC, Kamis (17/1/2019).
"Saya didukung oleh begitu banyak orang, saya tidak punya apa-apa selain rasa terima kasih."
Yutaka mengaku berjuang mengatasi cedera yang dialaminya, namun dia ingin terus bergulat untuk membalas dukungan para penggemar.
Pada 2017, dia menjadi pegulat kelahiran Jepang pertama dalam hampir dua dekade untuk mencapai peringkat grand champion, yang dikenal dalam bahasa Jepang sebagai "yokozuna".
Dua pegulat yang tersisa di tingkat elit keduanya berasal dari Mongolia.
“Saya sangat menyesal tidak bisa mewujudkan mimpi banyak orang sebagai yokozuna (sumo level teratas),” ungkapnya sambil berurai air mata.
“Namun, saya tidak menyesali apapun yang telah terjadi sepanjang karier saya ini.”
Kisenosato yang kini berusia 32 tahun adalah pesumo pertama kelahiran Jepang yang masuk dalam level teratas olahraga itu dalam 19 tahun terakhir.
Pada tahun yang sama, dia menjadi juara yokozuna dua kali berturut-turut dalam turnamen itu. Namun, cedera di dada, tangan kiri, dan bahu membuat langkah Kisenosato terhalang.
“Sejak cedera berangsur pulih, saya yakin saya akan bisa kembali berlaga,” ungkapnya.
“Namun, untuk pertama kalinya sepanjang pengalaman tanding, saya merasa tidak bisa lanjut lagi.”
Sejak berkompetisi lagi pada September 2018, Kisenosato tercatat mengalami delapan kekalahan beruntun, prestasi terburuk dari semua grand champion sejak kompetisi itu diperkenalkan pada 1949.
Dalam 10 tahun terakhir, sumo didominasi oleh atlet yang lahir di luar Jepang. Misalnya saja Asashoryu dan Hakuho asal Mongolia yang menjuarai mayoritas turnamen.
Kurangnya pesumo Jepang membuat banyak senior di cabang olahraga ini khawatir. Meskipun begitu, mereka juga merasa Kisenosato dulu dipromosikan terlalu dini untuk menjadi yokozuna.
Selain minimnya atlet dari Jepang di kompetisi atas sumo, olahraga ini beberapa tahun terakhir juga diguncang berbagai skandal.
Di antaranya kasus perisakan terhadap pesumo muda, dan atlet yang ketahuan berjudi dalam pertandingan baseball.
Tahun lalu, Asosiasi Sumo Jepang bahkan dikritik karena tenaga medis perempuan dipaksa keluar lapangan saat berupaya menyelamatkan seorang staf lelaki yang pingsan di sebuah pertandingan di Kyoto.
Ring sumo atau yang dikenal sebagai dohyo dianggap suci dalam olahraga yang hanya diikuti lelaki itu. Perempuan dilarang masuk karena dianggap “tidak bersih”.
Kisenosato tampil berlaga untuk pertama kalinya pada 2002. Dia masuk dalam kompetisi atas pada 2004.
Editor: Nathania Riris Michico