KKB Tembaki Truk Berisi Karyawan Perkebunan Pisang, 5 Orang Tewas

YAOUNDE, iNews.id - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menembaki truk yang mengangkut para pekerja perkebunan pisang di Kamerun. Akibatnya, lima pekerja tewas dan sejumlah orang lainnya luka. 

Presiden Serikat Pekerja Pertanian dan Sekutu Kamerun (CAAWOTU), Gabriel Mbene Vefonge kepada Reuters mengatakan, serangan terjadi di Kota Tiko, wilayah Barat Daya Kamerun yang dilanda kekerasan separatis, Jumat (10/2/2023) pukul 17.30 waktu setempat.

Baca Juga

Surat dari 100 Tentara dan Perwira Cadangan Israel Ungkap Keruntuhan Nilai Prajurit Zionis

Para korban merupakan karyawan Perusahaan Pengembangan Kamerun (CDC) - perusahaan agroindustri milik negara terbesar di negara itu. Sebelumnya, para pekerjanya juga menjadi sasaran separatis bersenjata Anglophone yang berjuang untuk negara merdeka.

Pekerja itu telah menyelesaikan pekerjaannya dan bersiap pulang saat serangan terjadi. 

Baca Juga

Apa itu KKB? Asal Muasal Pembentukan dan Tujuannya di Papua

"Mereka pertama kali menembak pengemudi untuk melumpuhkan kendaraan. Mereka membunuh tiga pekerja lain yang duduk di depan sebelum menembak secara sporadis," kata Vefonge.

Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. CDC, polisi, dan perwakilan separatis tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Baca Juga

Diancam KKB, 15 Pekerja Bangunan Berhasil Dievakuasi Setelah Sembunyi di Rumah Pemuka Agama

Perawat yang enggan menyebut nama mengatakan, para penyintas serangan itu dirawat karena luka tembak di Rumah Sakit CDC Cottage Tiko. 

Konflik separatis, yang dipicu oleh marjinalisasi komunitas Anglofon Kamerun yang nyata dan dirasakan selama beberapa dekade oleh pemerintah yang didominasi bahasa Prancis, berubah menjadi berdarah pada tahun 2017 setelah protes sederhana ditindas dengan kekerasan.

Baca Juga

Identitas 15 Pekerja Korban Penyanderaan KKB Papua, Berhasil Dievakuasi Aparat

Sejak itu, ribuan orang tewas di negara Afrika tengah itu, dan pemberontak serta pasukan pemerintah bergantian melakukan kekerasan yang menyedihkan.

Bulan lalu, pemerintah mengatakan tidak mengamanatkan negara mana pun untuk memfasilitasi pembicaraan dengan separatis untuk membantu mengakhiri konflik. Sebelumnya, Kanada mengatakan telah menerima permintaan untuk membantu proses perdamaian.

Editor: Umaya Khusniah