Kondisi Perbatasan Gaza Memanas, PM Israel Batal Kunjungi Kolombia
YERUSALEM, iNews.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunda perjalanan ke Kolombia pekan depan terkait memanasnya kondisi di perbatasan Gaza, Palestina.
Seorang sumber di pemerintahan Israel, dikutip dari Reuters, Kamis (2/8/2018), mengatakan, Netanyahu seharusnya melakukan kunjungan kerja ke Amerika Latin pada 6 hingga 9 Agustus 2018.
Ketegangan semakin meningkat di sepanjang perbatasan Gaza dan Israel sejak 30 Maret 2018. Gelombang demonstrasi warga Gaza bertajuk Hari Kepulangan hingga saat ini sudah menelan setidaknya 155 korban jiwa. Para korban ditembak tentara Israel di perbatasan maupun tewas dalam serangan udara. Sementara dari pihak Israel seorang tentara tewas ditembak.
Demonstrasi ini merupakan simbolisasi keinginan dari warga untuk pulang ke tanah mereka yang ditebut sejak perang Arab pada 1948. Ratusan ribu warga Palestina terusir dari tanah mereka saat itu.
Meskipun korban berjatuhan, warga Gaza tak mengurangi intensitas serangan. Belakangan ini mereka menggunakan cara baru yakni menyerang menggunakan layang-layang dan balon berapi. Serangan ini efektif membakar ladang pertanian warga Israel hingga menimbulkan kerugian besar.
Sebagai respons, Israel kembali memblokade pengiriman bahan bakar ke Gaza Rabu (1/8/2018).
Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman mengatakan, pemblokadean pengiriman bahan bakar ini merupakan tanggapan atas kekerasan lintas batas, meskipun Mesir berupaya menengahi agar kedua pihak mau gencatan senjata.
"Kami setuju dengan permintaan Mesir. Kami izinkan (pengiriman) gas dan bahan bakar, tetapi ada komitmen tambahan Mesir bahwa tidak akan ada serangan lagi, tidak ada layang-layang, tidak ada kebakaran, tidak ada gesekan di sepanjang pagar. Karena hal itu terus berlanjut, saya memutuskan menghentikan pasokan gas dan bahan bakar ke Jalur Gaza," ujar Lieberman.
Bahan bakar sangai dibutuhkan warga Gaza karena mereka mengandalkan listrik dari tenaga diesel. Jika hal ini berlanjut, para pasien rumah sakit akan sangat menderita. Terlebih saat ini belasan ribu warga dirawat akibat bentrokan dengan tentara Israel. Banyak dari mereka yang mengalami luka tembak.
Selain isu keamanan di Gaza, Netanyahu juga menghadapi tekanan di pemerintahan setelah parlemen meneken undang-undang negara bangsa Yahudi. Undang-undang yang membebaskan warga Yahudi untuk menentukan nasibnya sendiri dianggap rasis. Hal ini dikecam kelompok minoritas Arab di Israel serta kubu sayap kiri.
Editor: Anton Suhartono