Konflik Wilayah Kaya Minyak Essequibo, Ketegangan Meningkat Antara Guyana dan Venezuela
GEORGETOWN, iNews.id - Ketegangan di Amerika Selatan meningkat ketika Venezuela memerintahkan perusahaan minyak milik negara untuk mengembangkan minyak di wilayah Essequibo Guyana. Presiden Guyana Irban Ali menyatakan telah mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi negaranya dari ancaman tersebut.
Presiden Ali telah meminta dukungan dari mitra regional yang memiliki perjanjian militer dengan Venezuela sebagai respons terhadap langkah Venezuela yang memproduksi minyak dan mineral di wilayah yang diklaim oleh Guyana.
Wilayah Essequibo Guyana, yang Venezuela klaim sebagai miliknya, mencakup dua pertiga dari wilayah Guyana.
"Kami menanggapi ancaman ini dengan sangat serius dan telah mengambil beberapa langkah untuk menjamin perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut," kata Ali seperti dikutip dari AFP, Sabtu (9/12/2023).
Meskipun mengambil langkah-langkah yang tegas, Presiden Ali juga memperingatkan bahwa negara-negara di kawasan akan merespons secara tegas jika Venezuela melakukan tindakan yang ceroboh dan penuh petualangan.
Venezuela, yang memiliki cadangan minyak mentah terbesar di dunia, mengalami kesulitan ekonomi akibat sanksi AS dan manajemen yang buruk. Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, baru-baru ini menyetujui izin untuk mengembangkan sumber daya di Essequibo, yang menjadi sumber konflik antara kedua negara.
Guyana, yang merespons dengan kritik terhadap langkah Venezuela, menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan dapat merusak stabilitas regional.
Sementara Venezuela mengadakan referendum untuk memulihkan kedaulatan Essequibo, Guyana bersiap menghadapi situasi yang mungkin muncul.
Konflik antara kedua negara telah berlangsung sejak 2015 ketika perusahaan minyak mengembangkan ladang minyak skala besar di wilayah pesisir Essequibo. Perkembangan selanjutnya dalam konflik ini akan terus menjadi sorotan di tingkat regional.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq