Korban Tewas Serangan Kembar di Burkina Faso 28 Orang
OUAGADOUGOU, iNews.id - Serangan kembar yang dilakukan kelompok bersenjata terhadap Kantor Kedutaan Besar Prancis dan markas militer di Burkina Faso, Jumat 2 Maret 2018, menewaskan puluhan orang. Mereka juga meledakkan bom mobil.
Serangan terhadap markas militer menggunakan bom mobil. Saat itu sedang ada pertemuan regional membahas anti-terorisme G-5 Sahel. Diperkirakan target serangan pelaku adalah pertemuan tersebut.
Namun Menteri Keamanan Burkina Faso Clement Sawadogo Sawadogo mengatakan, pertemuan membahas anti-terorisme yang sedianya digelar di ruang pertemuan di markas militer, dipindahkan ke ruangan lain. Pertemuan itu dihadiri para pejabat keamanan dari berbagai negara.
Menurut Sawadogo, dalam serangan ini delapan pelaku ditembak mati.
"Kendaraan itu dilengkapi dengan bom dan menyebabkan kerusakan yang luar biasa. Ini merupakan serangan bom bunuh diri," kata dia, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (3/3/2018).
Lebih lanjut dia mengungkapkan, serangan di dua lokasi tersebut menyebabkan 80 orang luka. Namun beberapa sumber di pasukan keamanan Burkina Faso mengungkap, setidaknya 28 orang tewas dalam serangan di markas militer saja.
Sementara itu Pemerintah Prancis menyebut tak ada korban dari pihaknya dalam serangan di kantor kedutaan di ibu kota Ouagadougou.
Presiden Burkina Faso Roch Marc Christian menyatakan kegeramannya dengan serangan ini. "Sekali lagi negara kami menjadi target dari pasukan kegelapan," kata Christian.
Serangan sudah dimulai menjelang sore. Menurut saksi mata, lima orang bersenjata turun dari mobil dan melepaskan tembakan secara membabi buta ke arah pejalan kaki yang melintas di depan kedubes Prancis.
Kemudian, ledakan bom terjadi di markas militer Burkinabe yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari kedubes Prancis.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan belansungkawa kepada para keluarga korban atas serangan ini.
"Serangan ini menggambarkan ancaman yang berat bagi seluruh wilayah Sahel," kata Macron.
Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan, kerusakan di kantor kedubesnya hanya minor dan akan kembali beroperasi dalam 2 atau 3 hari.
Sejauh ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini, namun Menteri Informasi Burkina Faso Remis Fulgance Dandjinou mengatakan, indikasi kuat serangan ini terkait dengan terorisme.
Editor: Anton Suhartono