Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Sebut Amerika Negara Nuklir Nomor 1, Rusia Nomor 2 dan China Ke-3
Advertisement . Scroll to see content

Korsel Geram Ada Perempuan Berpakaian Hanbok di Pembukaan Olimpiade Beijing, Kenapa?

Sabtu, 05 Februari 2022 - 19:25:00 WIB
Korsel Geram Ada Perempuan Berpakaian Hanbok di Pembukaan Olimpiade Beijing, Kenapa?
Penampilan pakaian tradisional Korea Selatan hanbok di pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 mengundang kecaman (Foto: EPA-EFE)
Advertisement . Scroll to see content

SEOUL, iNews.id - Korea Selatan (Korsel) kecewa dengan penampilan pakaian adat hanbok di pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, Jumat (4/2/2022) malam. Para politisi serta aktivis menyebut China mengklaim hanbok sebagai bagian dari budaya mereka.

Dalam pembukaan olimpiade tampak seorang perempuan mengenakan hanbok saat parade menampilkan perwakilan beberapa etnis di China.

China merupakan rumah bagi sekitar 2 juta penduduk etnis Korea, setengah dari mereka mendiami wilayah perbatasan dengan Korea Utara. Mereka merupakan kelompok minoritas yang diakui bahasa serta budayanya serta mendapat perlindungan.

Sementara itu warga Korsel bersitegang dengan China dalam beberapa isu budaya. Selain hanbok, China juga mengklaim makanan kimchi milik mereka.

"Kami sangat menyesalkan hanbok muncul di antara kostum minoritas China pada upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing," kata, Lee So Young, anggota parlemen partai berkuasa, Partai Demokrat Korea, dalam pernyataannya di Facebook, Sabtu (5/2/2022).

“Ini bukan pertama kali China memperkenalkan budaya Korea seolah-olah miliknya. Jika sentimen anti-China oleh masyarakat Korea semakin kuat... akan menjadi kendala besar dalam diplomasi dengan China di masa depan," kata Lee, melanjutkan.

Kecaman juga datang dari calon presiden Korsel dari Partai Demokrat Korea, Lee Jae Myung.

"Jangan iri dengan budaya (kami). Lawan perampasan budaya," ujarnya, di Facebook.

Hal serupa disampaikan kubu oposisi Partai People Power yang menyebut penampilan kostum tersebut sebagai perilaku merebut budaya negara berdaulat yang "kasar".

Pemerintah Korsel sejauh ini belum memberikan pernyataan resmi. Namun Menteri Kebudayaan Hwang Hee mengatakan kepada kantor berita Yonhap, menyebut etnis tersebut sebagai kelompok minoritas berbeda dengan negara berdaulat. Di sini bisa menyebabkan kesalahpahaman dalam hubungan bilateral.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut